Segmen pendapatan dari Hotel pun mencatatkan kontribusi positif. Segmen ini sempat tertekan selama pandemi lalu. Sekarang, pada tiga bulan pertama 2023 berhasil tumbuh 52,65% menjadi Rp5,27 miliar. Segmen lain-lain tercatat sebesar Rp39,31 miliar dan berkontribusi sebesar 3,37%.

 

Teky Mailoa, Direktur Utama DUTI dalam siaran pers (27/6) mengatakan "Pencapaian tersebut sejalan dengan Analisa konsultan property, Collier.s yang mengapresiasi bahwa situasi Indonesia lebih baik daripada negara lain. Indonesia memiliki inflasi yang lebih rendah, kenaikan suku bunga yang lebih rendah dan devaluasi mata uang yang lebih sedikit dibandingkan dengan beberapa pasar lain".

 

Banyak pengembang dan investor juga telah melakukan ekspansi ke aset baru seperti logistik, multi family build-to-rent dan proyek horisontal lain. Sektor-sektor properti inilah yang dapat menjadi sumber pertumbuhan ke depan. Meski demikian, Direksi memandang tahun 2023 merupakan tahun yang harus dijalani dengan kehati-hatian.

 

Kenaikan suku bunga, inflasi biaya konstruksi dan ancaman resesi dari luar merupakan risiko yang dapat menggerus industri properti. Atas pertimbangan tersebut, dengan memperhatikan prinsip kehatihatian. DUTI menetapkan target Prapenjualan yang konservatif yaitu Rp1,71 triliun di 2023.

 

Untuk mencapai target tersebut, DUTI telah menetapkan beberapa strategi, yaitu (1) secara konsisten menghantarkan produk-produk berkualitas unggul, inovatif dan hijau; (2) terus mencari peluangpeluang baru termasuk pada segmen properti alternatif; (3) mendorong pendalaman pasar dengan promosi dan pemasaran yang makin inovatif, berbasis digital dan dinamis. 

 

Manajemen DUTI optimistis target tersebut akan tercapai dan kinerja triwulan I - 2023 membuktikan strategi tersebut sudah inline. Keyakinan ini juga didukung oleh landbank yang dimiliki DUTI seluas 1.274 hektar yang tersebar di lokasi-lokasi strategis.