IHSG Diprediksi Bergerak di Kisaran 6.090-6.170, Simak Rekomendasi Analis
EmitenNews.com - Indeks di bursa Wall Street ditutup melemah akibat naiknya yield obligasi pemerintah AS, inflasi yang tetap tinggi serta negosiasi kenaikan batas utang AS yang belum mencapai kesepakatan.
"Saham sektor teknologi mengalami koreksi terbesar karena akan terdampak negatif dengan kenaikan suku bunga," kata analis Waterfront Sekuritas, Ratna Lim. Yield USTreasury naik pada level tertinggi sejak Juni, seiring dengan kekhawatiran akan inflasi tinggi serta potensi The Fed akan mempercepat jadwal pengetatan kebijakan moneternya.
Menteri Keuangan Janet Yellen memperkirakan inflasi akhir tahun 2021 akan mendekati 4% dan memperingatkan kegagalan anggota parlemen untuk mencegah penutupan pemerintah, karena AS semakin dekat dengan kemampuan pinjamannya, dapat menyebabkan bahaya serius bagi perekonomian.
Partai Republik di Senat tampaknya akan menghentikan upaya Demokrat untuk memperpanjang otoritas pinjaman pemerintah dan menghindari potensi gagal bayar kredit AS. Indeks kepercayaan konsumen melemah secara tak terduga pada bulan September ke level terendah sejak Februari, pada level 109,3 dari 115,2.
IHSG pada perdagangan Selasa 28 September 2021 ditutup melemah 0,15% pada level 6113. Saham sektor transportasi mengalami pelemahan terbesar. Sebaliknya saham sektor energi mengalami kenaikan signifikan seiring seiring dengan kenaikan kenaikan harga minyak mentah dan batubara. Investor asing net buy Rp740,64 miliar.
Pada perdagangan hari ini IHSG diperkirakan bergerak pada kisaran support 6.090-6.060 dan resistance 6.150-6.170. Saham yang direkomendasikan Waterfront Sekuritas hari ini adalah TLKM, INCO, ITMG, PTBA, JSMR, UNTR, dan LSIP.(fj)
Related News
Gandeng KPK, Bank BTN Perkuat Integritas Karyawan BTN
IHSG Ditutup Anjlok 1,67 Persen, AKRA, INKP, ACES Top Losers LQ45
IHSG Turun 0,50 Persen di Sesi I , ACES, MAPI, INKP Top Losers LQ45
OIKN Jajaki Kerja Sama Teknologi Ramah Lingkungan di Hannover Messe
Lelang 7 Seri SUN Selasa Depan, Pemerintah Bidik Rp23 Triliun
Indonesia Raih Kerjasama Senilai Rp5 Triliun dari Hannover Messe 2024