IHSG Tertekan, Borong Saham PGAS, LSIP, dan SCMA

Sejumlah pengunjung berjalan melalui koridor Bursa Efek Indonesia. FOTO - ISTIMEWA
EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan belum bisa keluar tekanan. Sepanjang perdagangan Rabu, 12 Februari 2025, Indeks akan menyusuri rentang support 6.509, dan resistance 6.668. Pelemahan indeks sebelumnya dipicu arus keluar dana asing.
Kondisi itu, diperkuat dengan kekhawatiran pasar terhadap kebijakan tarif tambahan dari Amerika Serikat (AS). Selain itu, saham emiten konglomerasi mengalami penurunan signifikan akibat kegagalan masuk indeks MSCI juga turut memberi tekanan bagi Indeks.
Nah, dari sisi eksternal, pelaku pasar masih mencermati data inflasi AS diperkirakan tetap tinggi di atas target The Fed, pidato Jerome Powell berpotensi memberi petunjuk lebih lanjut mengenai arah kebijakan suku bunga.
Sementara itu, penguatan dolar AS terhadap rupiah turut menjadi faktor negatif pergerakan indeks. Meski demikian, adanya potensi teknikal rebound dalam jangka pendek dapat memberi ruang bagi IHSG untuk bergerak menguat terbatas.
Berdasar data itu, Stocknow.id merekomendasikan pelaku pasar untuk mengintai sejumlah saham berikut. Yaitu, Perusahaan Gas Negara alias PGN (PGAS) Rp1.360 per helai, dengue take profit di kisaran Rp1.695-1.730 per lembar, dan stop loss di posisi Rp1.580 per saham.
London Sumatera Plantations alias Lonsum (LSIP) Rp1.000 dengan take profit Rp1.040-1.060, dan stop loss Rp970. Dan, Surya Citra Media (SCMA) Rp210 per lembar dengan take profit di kisaran Rp218-224 per saham, dan stop loss Rp204 per eksemplar. (*)
Related News

Ekspor Industri Kerajinan pada 2024 Tembus USD679 Juta

Kejar Target Lifting, Bahlil Minta ENI Percepat Proyek Migasnya

Ikuti Jejak Wall Street, IHSG Kembali Menguat

Orbit Zona Hijau, IHSG Jajal Level 6.800

Laju IHSG Mulai Tersendat, Jala Saham INCO, MIDI, dan ESSA

Bahlil Yakin Target Lifting 600 Ribu BOPD Tahun Ini Dapat Terkejar