EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih dibayangi pelemahan ekonomi global. Itu menyusul lonjakan tinggi tingkat inflasi. Para pelaku pasar akan menunggu rilis Gross Domestic Product (GDP) Indonesia kuartal 2022.


GDP Indonesia diperkirakan menguat di atas 5 persen. Kondisi itu, akan menjadi sentimen positif bagi pasar. Namun, Indeks masih akan bergerak volatile cenderung menguat. Itu berdasar potensi bursa Asia menyusuri zona hijau pagi ini, dan kembalinya investor asing pada saham-saham dengan kapitalisasi besar pekan ini.


Selain itu, efek rilis laporan keuangan positif kuartal 2022 juga akan masih mewarnai Indeks. ”Kami perkirakan Indeks bergerak pada rentang support 7.050, dan resisten 7.095,” tutur Alwin Rusli, Research Analyst Reliance Sekuritas Indonesia, Jumat (5/8).


Secara teknikal Indeks masih berada terjaga di atas level psikologis 7.000. Indeks juga masih tertahan di atas MA5. Namun, Indeks masih ada gap up yang perlu diwaspadai. Beberapa saham memiliki potensi naik untuk perdagangan hari ini yaitu ESSA, EMTK, BUKA, BRPT, EXCL, BFIN, TLKM, TOWR, TBIG, dan SCMA.


Kemarin, Indeks surplus 0,15 persen menjadi 7.057,35. Beberapa sektor pendorong penguatan Indeks antara lain teknology naik 3,08 persen, transportasi dan logistik surplus 1,35 persen, dan basic materials menanjak 0,77 persen. Investor asing membukukan net buy Rp1,04 triliun dengan saham paling banyak dibeli yaitu BBCA, TLKM, dan BMRI.


Sementara itu, dari bursa saham Amerika Serikat (AS), tiga indeks utama ditutup bervariasi. Hany indeks Nasdaq menyusuri zona hijau yaitu surplus 0,41 persen. Koreksi bursa AS di tengah rilis neraca dagang kembali mengalami defisit. Pagi ini, bursa Asia menghijau. Indeks Kospi naik 0,67 persen, dan Nikkei 225 menguat 0,17 persen. Rilis data ekonomi Jepang dengan konsumsi rumah tangga melebihi ekspektasi pasar. (*)