EmitenNews.com - Sementara proses penggantian pucuk pimpinan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) masih terus bergulir dari babak satu ke babak berikutnya, yang hingga saat ini telah mengerucut ke Istana, dengan 21 nama calon dewan komisioner, suksesi para penggawa Bursa Efek Indonesia (BEI) yang sempat hangat di awal tahun malah belum terdengar kabar lanjutannya lagi.

 

Seperti diketahui sebelumnya, sempat beredar nama paket-paket calon direksi BEI periode 2022-2026 hingga 5 paket. Mulai dari paket dengan Laksono Widodo sebagai calon direktur utama, kemudian berturut-turut paket Adiyasa, paket Saidu Solihin, paket Orias Petrus Moedak, dan paket Iman Rachman. Namun apakah benar kondisi tengah adem ayem dilakoni para petarung itu, sambil menunggu dukungan final dari perusahaan-perusahaan sekuritas selaku para pemegang saham?

 

Sumber emitennews.com menginformasikan ternyata tidak sepenuhnya demikian. Pertarungan ala perang gerilya tengah sengit-sengitnya terjadi di arus bawah. Maksudnya, manuver-manuver terus gencar dilakukan masing-masing paket untuk merayu suara para pemegang saham. Pertemuan-pertemuan bilateral dengan para pendukung suara itu dilakukan secara intensif. 

 

Bahkan info lebih lanjut, proses merayu bisa lebih ekstrem hingga ke tahapan memaksa dan merebut, dengan senjata bargaining-power yang dimiliki masing-masing paket. Surat dukungan yang sudah fix ke paket tertentu pun masih bisa ditarik kembali untuk dialihkan ke paket lainnya. Mumpung OJK belum mengeluarkan deadline kapan surat dukungan perusahaan sekuritas harus disampaikan. Ternyata tenang di permukaan namun bergejolak ganas dan liar di bawah.

 

Kalaupun ada yang patut dinanti, adalah kalau keinginan sedemikian besar untuk duduk di barisan dewan direksi BEI ini akan terus dibawa, secara positif, untuk nantinya saat terpilih, juga tetap bergelora dalam memajukan bursa efek dan pasar modal Indonesia.