EmitenNews.com - Jangan bilang pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara kekurangan dana. Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengklaim pembangunan wilayah pengganti DKI Jakarta itu, telah menarik minat banyak investor mancanegara. LBP membantah pembangunan IKN minim pendanaan.


Kepada pers, dalam sebuah acara di Jakarta, Menko Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, ia sudah bertemu Mohammed Bin Salman, Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi, yang menyatakan akan berinvestasi sangat besar untuk IKN Nusantara. Selain itu, Uni Emirat Arab melalui Indonesian Investment Fund juga menyiapkan investasi USD20 miliar. Intinya, pendanaan untuk pembangunan wilayah di Kalimantan Timur tersebut, sudah siap dari investor.


Menurut Luhut Binsar Pandjaitan, IKN Nusantara diperuntukkan bagi generasi muda yang akan menikmatinya di masa mendatang. Ia menjamin, bentuknya kelak, tak akan kalah dengan pembangunan kota modern Neom di Arab Saudi, Dubai di Uni Emirat Arab, serta Shenzhen di China.


"IKN kota kelas dunia bagi semua orang. Sudah banyak pihak memberi hormat atas konsep kita membangun ibu kota baru," katanya lagi.


Pembangunan IKN Nusantara di Kalimantan Timur, juga diklaim sebagai salah satu upaya untuk pemerataan pembangunan. Menurut Luhut, saat ini pembangunan Indonesia jauh lebih merata. Selain menjadi lokasi pembangunan ibu kota negara, kini banyak industri baru tumbuh di Kalimantan, seperti pembangunan industri energi baru di Kalimantan Utara.


"Investasi yang dulu hanya berpusat di Jawa dan Sumatera, kini tersebar ke berbagai daerah lain, termasuk Kalimantan. Para pemuda, termasuk GAMKI, harus memainkan perannya, karena banyak sekali lapangan kerja serta program-program UMKM terbuka luas," ungkapnya.


Sementara itu, Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor mengungkapkan banyak keunggulan Kalimantan Timur sehingga ditetapkan Presiden Jokowi sebagai ibu kota negara baru. Ia menyebutkan, walaupun memiliki kapasitas penghasilan sumber daya alam luar biasa, tapi Kaltim tidak pernah berkeinginan macam-macam. Kaltim juga terkenal damai, tak pernah ada konflik SARA. “Ini realitas yang membuat Kaltim ditetapkan sebagai ibu kota yang baru."


Isran Noor mengaku, masih ada pihak yang menolak pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Kaltim. Tetapi, ia memastikan, jumlah itu tak sebanyak yang setuju. Kalau ada yang bilang 25 ribu tokoh menolak pemindahan ibu kota, berarti masih ada 277 juta lebih yang setuju. “Dalam demokrasi, pro dan kontra itu hal biasa."


Dalam rencana pemerintah, proses pemindahan kantor-kantor utama pemerintahan dari Jakarta ke IKN Nusantara, di Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, diharapkan selesai pada kuartal kedua 2024. ***