EmitenNews.com - Hero Supermarket (HERO) sepanjang semester I-2023 meraup laba Rp131,92 miliar. Melambung 215 persen dari episode sama tahun lalu tekor Rp113,77 miliar. So, laba bersih per saham dasar menjadi Rp32 dari periode sama tahun sebelumnya minus sebesar Rp27. 


Perbaikan kinerja itu didukung pendapatan bersih Rp2,51 triliun, naik 17 persen dari posisi sama tahun lalu Rp2,14 triliun. Beban pokok pendapatan Rp1,49 triliun, membengkak dari edisi sama tahun sebelumnya Rp1,28 triliun. Laba kotor terkumpul Rp1,01 triliun, melejit 18 persen dari posisi sama tahun lalu sekitar Rp861,13 miliar. 


Beban usaha Rp968,1 miliar, bengkak dari posisi sama tahun lalu Rp818,88 miliar. Biaya keuangan Rp210,77 miliar, membengkak dari edisi sama tahun lalu Rp182,18 miliar. Penghasilan keuangan Rp4,25 miliar, melejit dari posisi sama tahun lalu Rp2,82 miliar. Penghasilan lainnya Rp827 juta, susut dari edisi sama tahun lalu Rp13,3 miliar. 


Rugi sebelum pajak penghasilan Rp157,58 miliar, bengkak dari posisi sama tahun sebelumnya Rp123,8 miliar. Manfaat pajak penghasilan Rp38,97 miliar, menanjak dari periode sama tahun lalu Rp5,15 miliar. Laba periode berjalan Rp131,92 miliar, berbalik dari posisi sama tahun lalu rugi Rp113,77 miliar. 


Jumlah ekuitas Rp1,06 triliun, melambung dari posisi akhir tahun sebelumnya sebesar Rp938,13 miliar. Jumlah liabilitas Rp5,6 triliun, mengalami penyusutan dari posisi akhir tahun sebelumnya Rp5,97 triliun. Jumlah aset terkumpul Rp6,66 triliun, turun dari periode akhir tahun sebelumnya Rp6,91 triliun. 


Guardian Health & Beauty terus membukukan pemulihan solid setelah pandemi. Toko-toko berlokasi di mal dan area wisata terus memberikan keuntungan dari pertumbuhan jumlah kunjungan pelanggan terus meningkat. Secara keseluruhan, penjualan like-for-like meningkat lebih dari 30 persen pada semester pertama. 


Profitabilitas mengalami peningkatan hampir dua kali lipat pada semester pertama dibanding periode sama tahun lalu. Itu didorong pertumbuhan penjualan, dan operating leverage yang solid. Guardian terus memperkuat proposisi nilai, mengoptimalkan rangkaian produk, dan mengembangkan omnichannel untuk meningkatkan aksesibilitas bagi pelanggan. 


IKEA membukukan penjualan meningkat pada semester pertama terutama karena pembukaan toko-toko baru pada tahun sebelumnya. Namun, penjualan like-for-like IKEA dipengaruhi oleh berkurangnya rata-rata pembelanjaan pelanggan karena ada penurunan permintaan terhadap produk dengan masa pakai lama (durable goods). Di mana, adanya perubahan fokus belanja pelanggan pada liburan, dan rekreasi. (*)