EmitenNews.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta masyarakat tetap memakai masker, walau di ruang terbuka. Mantan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini khawatir melihat kecenderungan kasus infeksi virus corona, atau Coronavirus disease 2019 (Covid-19) kembali naik. Dalam empat hari berturut-turut tambahan kasus baru Covid-19, di atas 2.000 kasus. Meski sempat ada pelonggaran dalam pemakaian masker, wapres minta warga tetap protokol kesehatan.

 

Dalam keterangannya yang dikutip Sabtu (2/7/2022), Wapres Ma’ruf Amin minta masyarakat mematuhi protokol kesehatan secara ketat. "Protokol kesehatan tetap kita ketatkan, masker terutama ya. Ada kenaikan kasus Covid-19, terpaksa masker harus dipakai lagi. Jadi, kelonggaran pemakaian masker itu kita tarik dulu sampai nanti situasinya memungkinkan baru kita buka lagi." 

 

Meskipun mencabut kelonggaran pemakaian masker di ruang terbuka, namun Wapres meminta agar jangan sampai ada kenaikan level pembatasan di masyarakat. Ma’ruf Amin tidak ingin geliat perekonomian yang menunjukkan tanda-tanda positif kembali terganggu.

 

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memperkirakan laju kasus Covid-19 di Provinsi DKI Jakarta segera mencapai puncak dalam waktu dekat. Dalam jumpa pers, di Gedung Kemenkes RI Jakarta Selatan, Rabu (29/6/2022), mantan Wakil Menteri BUMN itu, meminta masyarakat mewaspadai perkembangan pandemi Covid-19, yang cenderung meningkat.

 

“Jakarta yang paling banyak kena Omicron. Kalau kata saya, Jakarta sebentar lagi sampai puncaknya," katanya.

 

Menkes Budi mengatakan laju penularan Covid-19 di Indonesia kini mencapai 2.000 lebih kasus per hari, tapi masih berada di level 1 versi Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO). Menkes mengatakan puncak gelombang subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 diprediksi terjadi pada pekan kedua atau ketiga Juli 2022. Hal itu didasari atas pengamatan yang terjadi di Afrika Selatan. 

 

"Kalau polanya sama dengan di Afrika Selatan, perkiraan puncak kasus di Indonesia bisa kena di pekan kedua dan ketiga Juli 2022," katanya. 

 

Meniru pola yang terjadi di Afrika Selatan, kata Budi, di Indonesia diperkirakan puncak kasus di Tanah Air mencapai 30 persen dari puncak Omicron, atau setara 17.000 hingga 18.000 pasien dan setelah itu akan turun kembali. "Namun dengan jumlah pasien yang masuk rumah sakit dan kematian jauh lebih rendah dari gelombang sebelumnya."

 

Jadi, mari terus menegakkan protokol kesehatan secara ketat. Ini penting, untuk memutus mata rantai pandemi Covid-19, yang telah melanda negeri kita sejak Senin, 2 Maret 2020, saat kasus perdana diumumkan Presiden Jokowi. Setelah itu kita berharap virus SARS-CoV-2 ini, enyah dari Tanah Air. Dengan begitu kita semua bisa kembali hidup normal seperti ketika pandemi Covid-19 belum melanda Negeri tercinta ini. ***