EmitenNews.com - Merdeka Copper Gold (MDKA) mencatatkan kinerja menggembirakan sepanjang 2023. Produsen emas, perak, tembaga, dan mineral itu, sukses membukukan lonjakan produksi emas 10,8 persen menjadi 3.931 kilogram (3,93 ton) emas, dan volume penjualan emas 11,2 persen ke 3.682 kilogram (3,68 ton).

Realisasi produksi dan volume penjualan emas melampaui prediksi Ciptadana Sekuritas Asia hingga 103 persen, dan 106 persen. Produksi nikel matte sesuai perkiraan yakni 30.333 ton atau merealisasi 101 persen dari prediksi.

Sedangkan penjualan matte sedikit di bawah ekspektasi 28.129 ton atau hanya terealisasi 97 persen dari prediksi Ciptadana Sekuritas. Namun kinerja segmen tembaga MDKA menurun, dengan volume produksi dan penjualan masing-masing 12.706 ton (-35 persen) dan 13.217 ton (-35 persen).

Realisasi itu, hanya 88 persen dan 96 persen dari target, sebagaimana rilis riset Ciptadana Sekuritas (22/2). Manajemen Merdeka mematok produksi emas 2024 mencapai 120 ribu ons, tembaga 14 ribu ton, nickel pig iron (NPI) 85 ribu  ton, dan nikel 50 ribu ton dalam matte.

Meski sebagian besar kinerja kuartal IV-2024 melampaui ekspektasi, namun Merdeka diprediksi mencatat keuangan lebih lemah, yakni diestimasi USD8,5 juta. Adapun segmen bisnis emas berkinerja baik, namun segmen nikel melemah akibat koreksi nickel pig iron, dan nikel dalam matte.

Kinerja segmen bisnis tembaga di bawah ekspektasi akan berdampak pada laba perseroan kuartal IV-2023. Hasilnya, Ciptadana Sekuritas memprediksi kinerja Merdeka kuartal IV-2023 akan masih sesuai ekspektasi.

Ciptadana Sekuritas mempertahankan prediksi kinerja operasional Merdeka pada 2023, namun memperbaharui perkiraan untuk 2024 dan 2025. Hasilnya, prediksi pendapatan Merdeka dipangkas masing-masing 26,2 persen, dan 5,4 persen dari prediksi sebelumnya.

Meski begitu, valuasi Merdeka tetap dipertahankan pada level USD6,8 miliar. Dengan begitu, saham Merdeka tetap direkomendasikan beli dengan target harga Rp3.400 per lembar. Rekomendasi beli saham Merdeka tetap tidak berubah karena menawarkan potensi kenaikan sangat menarik.

Risiko negatif saham Merdeka di antaranya penundaan proyek, gejolak harga tembaga nikel, emas, dan kualitas produksi lebih rendah dari perkiraan. Pada Kamis (22/2) harga saham Merdeka tutup di level Rp2.410. Dengan mempertimbangkan target harga saham tahun ini senilai Rp3.400, ada potensi kenaikan 41 persen. (*)