EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan bergerak mix cenderung menguat. Kondisi itu mengekor bursa Asia, dan lonjakan harga komoditas batu bara masih solid. ”IHSG akan bergerak pada rentang support 6.990, dan resisten 7.065,” tutur Alwin Rusli, Research Analyst Reliance Sekuritas Indonesia.


Secara teknikal, IHSG masih tertahan di level psikologis 7.000 dan masih tutup pada area MA5 setelah tertolak dari MA20. Sementara itu, indikator stochastik kembali berimpitan. Beberapa saham berpotensi naik untuk hari ini antara lain UNVR, ICBP, ERAA, TOWR, TMAS, IMPC, MAIN, dan ASSA.


Kemarin IHSG menghuni zona merah setelah minus 0,38 persen menjadi 7.016,05. Indeks melemah di tengah bursa regional cenderung menguat. Saham-saham nikel drop mengikuti harga komoditas menyentuh level USD22360 per ton. Aneka tambang (ANTM) tekor 4 persen, Vale Indonesia (INCO) susut 6 persen, dan Merdeka Gold (MDKA) anjlok 7 persen. 


Beberapa sektor pendorong koreksi Indeks yaitu sektor energy menukik 1,35 persen, sektor basic material defisit 0,67 persen, dan sektor consumer cyclicals minus 0,30 persen. Investor asing membukukan net sell Rp852,06 miliar, dengan saham-saham paling banyak dijual BBCA, BBRI, dan INCO.


Kemudian bursa Amerika Serikat (AS) Wall Street melemah awal pekan ini. Koreksi tertinggi terjadi menyambangi indeks Nasdaq terpangkas 0,72 persen. Para investor akan menyambut pengumuman laporan keuangan kuartal II-2022 beberapa minggu mendatang. Data ekonomi durable goods orders surplus 0,7 persen MoM pada Mei.


Bursa Asia pagi ini sudah diperdagangkan di zona hijau. Indeks Nikkei menguat 0,12 persen, dan indeks Kospi juga turut menanjak 0,31 persen. Kalangan investor masih menunggu retail sales Jepang akan rilis besok. (*)