EmitenNews.com—PT Mark Dynamics Indonesia Tbk (MARK) harus lebih legowo menerima kenyataan bahwa kinerjanya terus mengalami penurunan, hal ini tercermin dari laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk yang ambruk menjadi Rp243,09 miliar sepanjang 2022.

 

Penderitaan MARK juga terus dirasakan oleh investornya dimana saham MARK secara tahunan sejak 4 April 2022 terus mengalami koreksi, dari level 1.265 per saham menjadi 670 per saham per hari ini, Selasa 4 April 2023 di sesi pembukaan tadi. Koreksi ini terjadi sebesar 47,04 persen atau 595 poin.

 

Merujuk data laporan keuangan MARK yang dimuat disampaikan kepada regulator dan dikutip, Selasa (4/4/2022). Perolehan tersebut ambrol 38,01 persen dibandingkan perolehan tahun 2021 yang sebesar Rp392,15 miliar.

 

Hal ini sejalan dengan penjualan perseroan yang menurun cukup signifikan 30,98 persen dari sebelumnya Rp1,19 triliun di tahun 2021 menjadi Rp823,65 miliar di tahun 2022.

 

Dengan begitu, beban pokok pendapatan emiten cetakan sarung tangan ini juga turun jadi Rp421,08 miliar dibandingkan tahun sebelumnya di Rp586,89 miliar.

 

Sehingga laba kotor perseroan sepanjang tahun 2022 sudah terjun 33,63 persen sisa Rp402,57 miliar dibandingkan tahun 2021 yang masih di angka Rp606,61 miliar.

 

Beban usaha ditanggung Mark Dynamics sepanjang tahun 2022 sebesar Rp77,76 miliar, beban keuangan Rp3,66 miliar, beban lain-lain neto Rp4,53 miliar dan beban pajak penghasilan neto sebesar Rp73,97 miliar.

 

Penurunan pos-pos keuangan diatas mendorong laba per saham dasar MARK terjun ke level 63,97 dari tahun sebelumnya yang masih di level 103,20 per lembar saham.

 

Total aset perseroan per 31 Desember 2022 juga turun tipis menjadi Rp1,005 triliun dari tahun sebelumnya di angka Rp1,078 triliun.