EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,13 persen menjadi 6.547,12. Itu terjadi di tengah implementasi perdana mekanisme bursa terbaru yaitu peniadaan kode broker, dan perubahan sejumlah jam trading bursa. 


Itu dianggap beberapa pelaku pasar sebagai aksi bursa untuk menghindari herding behaviour. Menjadi kabar baik bagi investor kakap untuk bergerak secara leluasa selama sesi perdagangan. Namun, beberapa pendapat menyatakan, pola baru itu tidak akan berpengaruh besar terhadap perilaku investor. 


Beberapa katalis positif juga datang dari sejumlah saham pendatang baru listing perdana kemarin. Di mana, tidak sedikit yang ditutup hijau bahkan mengalami auto reject atas (ARA), meski beberapa saham baru tersebut ditutup negative. Secara sektoral, pendorong Indeks yaitu energi surplus 0,94 persen, infrastruktur naik 0,67 persen, dan keuangan menguat 0,64 persen. 


Kemudian investor asing membukukan net sell di pasar reguler Rp183,63 miliar, dengan saham paling banyak dijual yaitu ASII, BBRI, dan BBCA. Meski mengalami kenaikan, secara chart Indeks kembali bergerak dengan candle sideways hampir membentuk doji. Artinya, ada ketidakyakinan investor terhadap pergerakan saham di masa mendatang. 


Kendati begitu, masih ada potensi untuk bergerak melanjutkan apresiasi. Itu dengan catatan, indeks mampu bertahan di atas garis support 6.480. Sepanjang perdagangan hari ini, Selasa (7/12) Indeks akan bergerak positif dengan level support 6.510, dan resisten 6.580. Saham-saham berpotensi menguat secara teknikal antara lain ULTJ, JSMR, AGRO, BRIS, SMBR, ACES, dan BBTN.


Kemudian dari bursa Asia, indeks Nikkei Jepang berada di area positif. Namun, indeks Kospi Korea masih berada di area negatif. Meski bergerak mixed pada sesi satu ini, terlihat masih ada potensi positif terdorong lompatan bursa Amerika Serikat (AS). Itu setelah direktur National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID) mengumumkan Omicron kemungkinan tidak lebih fatal dari varian sebelumnya. (*)