EmitenNews.com - Bank Amar Indonesia (AMAR) kuartal III-2022 mencatat laba rugi Rp172,86 miliar. Drop 30.967 persen dari periode sama tahun lalu dengan tabulasi laba Rp565,18 juta. Pendapatan bunga bersih Rp501,84 miliar, menanjak 65 persen dari edisi sama tahun lalu Rp303,92 miliar.


Itu terdiri dari pendapatan bunga Rp605,45 miliar, melejit 27 persen dari periode sama tahun lalu Rp476,15 miliar. Beban bunga Rp103,61 miliar, merosot 39 persen dari edisi sama tahun lalu Rp172,22 miliar. Pendapatan operasional lainnya Rp180,75 miliar, menanjak 22 persen dari episode sama tahun lalu rp147,95 miliar. 


Beban kerugian penutupan nilai aset Rp477,85 miliar, membengkak 143 persen dibanding edisi sama tahun lalu Rp196,52 miliar. Beban kerugian penurunan nilai aset non-keuangan Rp621 juta dari periode sama tahun sebelumnya nihil. Total beban kerugian penurunan nilai Rp478,48 miliar, meroket 143 persen dari edisi sama tahun lalu Rp196,52 miliar.


Beban tenaga kerja Rp158,29 miliar, naik 29 persen dari periode sama tahun lalu Rp122,21 miliar. Beban umum dan administrasi Rp217,48 miliar, melejit 68 persen dari periode sama tahun lalu Rp128,81 miliar. Beban operasional lainnya bersih Rp673,51 miliar, bengkak 124 persen dibanding fase sama tahun lalu Rp299,59 miliar. 


Rugi operasional Rp171,67 miliar, nyungsep 4.064 persen dari edisi sama tahun lalu Rp4,33 miliar. Beban non operasional Rp1,19 miliar, ambles 71 persen dari periode sama tahun lalu Rp4,18 miliar. Laba sebelum pajak minus Rp172,86 miliar, terpangkas 118.497 persen dari edisi sama tahun lalu dengan laba Rp146,15 juta. 


Jumlah ekuitas Rp1,87 triliun, menanjak 76 persen dari edisi akhir 2021 sebesar Rp1,06 triliun. Total liabilitas Rp1,82 triliun, terpangkas 55 persen dari periode akhir tahun lalu Rp4,13 triliun. Total aset Rp3,7 triliun, susut 28 persen dari fase akhir tahun lalu Rp5,2 triliun. 


Penurunan aset itu, terutama dikontribusi pelunasan pos penempatan pada Bank Indonesia (BI), dan bank lain. Itu seiring dengan keperluan bank untuk mengurangi simpanan nasabah dalam bentuk dana mahal yaitu deposito berjangka. Sedang penurunan liabilitas dipengaruhi penurunan simpanan nasabah berbentuk dana mahal yaitu deposito berjangka sebagai upaya efisiensi bank untuk memanfaatkan pendanaan dari penambahan modal.


Lalu, juga penurunan giro sebelumnya  dari setoran dana pemegang saham selaku pembeli siaga pada Desember 2021. ”Itu sehubungan dengan penawaran umum terbatas untuk Penambahan Modal dengan Menerbitkan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu I yang telah selesai prosesnya pada kuartal I-2022 sebelumnya,” tulis David Wirawan. EVP Finance Bank Amar. (*)