EmitenNews.com - PT Adaro Minerals Indonesia (ADMR) per 30 September 2022 mencatat laba bersih USD283,36 juta. Melesat 479 persen dari edisi sama tahun lalu USD48,89 juta. Efeknya, laba per saham dasar menjadi USD0,0070 dari sebelumnya USD0,0049.


Pendapatan usaha USD666,48 juta, melambung 188 persen dari edisi sama tahun lalu USD231,31 juta. Beban pokok pendapatan USD251,59 juta, membengkak 80 persen dari periode sama tahun lalu USd139,62 juta. Laba kotor USD414,88 juta, menanjak 352 persen dari edisi sama tahun lalu USD91,69 juta.


Beban usaha USD26,39 juta, naik 38 persen dari edisi sama tahun lalu USD19,12 juta. Beban penghasilan lain-lain susut 54 persen menjadi USD838,12 ribu dari edisi sama tahun lalu USD1,82 juta. Laba usaha USD387,65 juta, menanjak 421 persen dari fase sama tahun lalu USD74,38 juta. Biaya keuangan USD16,69 juta, surplus 56 persen dari edisi sama tahun lalu USD10,69 juta.


Laba sebelum pajak penghasilan USD372,52 juta, menjulang 482 persen dari periode sama tahun lalu USD63,94 juta. Beban pajak penghasilan USD85,28 juta, bengkak 486 persen dari edisi sama tahun lalu USD14,55 juta. Laba periode berjalan USD287,24 juta, melambung 481 persen dari edisi sama tahun lalu USD49,38 juta. 


Total ekuitas USD489,87 juta, melesat 138 persen dari posisi akhir 2021 sejumlah USD205,44 juta. Total liabilitas USD753,09 juta, turun tipis dari akhir 2021 sebesar USD760,25 juta. Total aset USD1,24 miliar, melambung 29 persen dari edisi akhir 2021 sejumlah USD965,70 juta. 


EBITDA operasional USD411 juta atau naik 318 persen dari edisi sama tahun lalu USD98 juta. Laba inti naik 456 persen menjadi USD292 juta dari periode sama tahun lalu USD52 juta. Lonjakan 105 persen Average selling price (ASP), dan kenaikan 41 persen volume penjualan menopang kinerja tinggi secara historis. Secara kuartalan, ASP turun 30 persen seiring penurunan permintaan baja global.


Perseroan mencatat volume produksi 2,56 juta ton, naik 48 persen dari edisi sama tahun lalu 1,73 juta ton, dan mencatat rekor tertinggi volume penjualan 2,19 juta ton, setara dengan kenaikan 41 persen dari edisi sama tahun lalu 1,55 juta ton. Proyek ekspansi pelabuhan, penyimpanan bahan bakar, dan peningkatan kualitas jalan angkut batu bara berlanjut pada kuartal ketiga. Proyek-proyek itu, akan menunjang pencapaian target produksi jangka menengah 6 juta ton per tahun. 


Presiden Direktur dan CEO Adaro Minerals Indonesia, Christian Ariano Rachmat, mengatakan tahun 2022 menggembirakan bagi Adaro Minerals pada awal kuartal dan mencapai harga-harga tertinggi dalam sejarah untuk produk pada kuartal kedua. Sepanjang tahun ini, dan berlanjut menjelang kuartal keempat, perseroan bekerja keras untuk memenuhi target produksi yang meningkat signifikan, dan bersiap mencapai rentang atas panduan perusahaan, setara dengan peningkatan produksi lebih dari 40 persen. 


Eksekusi dan efisiensi dua hal tengah diimplementasikan Adaro Minerals. ”Ke depan, kami akan terus menjadi yang terdepan dalam transformasi Grup Adaro, diawali dengan rencana peletakan batu pertama proyek aluminium pada awal 2023 sebagai proyek pertama di Kaltara, yang akan menjadi kawasan industri hijau terbesar dunia,” tegasnya. (*)