Meski Sejumlah Negara Siaga Omicron, Indeks Saham Asia Ditutup Berkibar
EmitenNews.com - Indeks saham Asia sore ini Kamis (23/12) ditutup naik dengan indeks MSCI Asia Pacific ex-japan menguat 0.79%.
"Investor menyambut baik rilis data ekonomi AS yang keluar solid," kata analis saham Phillip Sekuritas, Dustin Dana Pramitha, tentang penyebab naiknya indeks MSCI.
Sentimen lain yang mendorong penguatan indeks saham Asia adalah sinyal bahwa varian Omicron tidak separah yang ditakutkan. Penelitian yang dilakukan oleh Imperial College di London memperlihatkan bahwa risiko membutuhkan perawatan di rumah sakit bagi pasien yang terkena varian Omicron 40%-45% lebih rendah dari pasien yang tertular varian Delta.
Namun demikian, pemerintah di berbagai negara masih tetap menjaga tingkat kewaspadaan yang tinggi. Di Tiongkok, kota Xi’an dengan dengan populasi 13 juta memberlakukan kebijakan lockdown untuk menekan jumlah kasus penularan virus Covid-19.
Di Australia dua negara bagian dengan jumlah penduduk terbesar, New South Wales (NSW) dan Victoria menerapkan kembali pembatsan sosial. Seperti kewajiban memakai masker, pembatasan kapasitas di ruang public serta penggunaan kode QR untuk masuk ke suatu tempat seiring dengan jumlah kasus penularan harian mencapai rekor tertinggi.
Meskipun jumlah kasus melonjak tajam, jumlah pasien yang membutuhkan perawatan di rumah sakit masih lebih rendah jika dibandingkan dengan pada gelombang penularan yang dipicu varian delta.
Dari sisi makroeknomi, investor mencerna rilis data inflasi Singapura yang mencapai level tertinggi dalam 9 tahun. Inflasi Umum tumbuh 3.8% di bulan November, tercepat sejak Februari 2013, lebih tinggi dari estimasi 3.35% dan kenaikan 3.2% di bulan Oktober. Inflasi inti tumbuh 1.6% Y/Y, tertinggi sejak Januari 2019, lebih cepat dari kenaikan 1.5% Y/Y pada bulan sebelumnya.
Pemerintah Singapura memproyeksikan rata-rata inflasi inti 0.9% dan rata-rata inflasi umum 2.3% di tahun 2021. Untuk tahun 2022, rata-rata inflasi umum akan berada di kisaran 1.5% - 2.5% dan rata-rata inflasi inti akan bergerak di kisaran 1% - 2%.
Statistik
IHSG: 6,555.55 | +25.96 poin |(+0.40%)
Volume (Shares) : 29.4 Billion
Total Value (IDR) : 11.8 Trillion
Market Cap (IDR) : 8,250.0 Trillion
Foreign Net BUY (RG): IDR 132.2 Billion
Saham naik : 207
Saham turun : 307
Sektor Pendorong Terbesar:
Perindustrian : +11.80 poin
Keuangan : +8.87 poin
Barang Baku : +8.16 poin
Top Gainers:
ARTO : 17,650| +1,175| +7.13%
SONA : 6,000| +975| +19.40%
UNTR : 22,225| +425| +1.95%
BEBS : 5,000| +380| +8.23%
CITA : 3,310| +310| +10.33%
Top Losers:
DCII : 36,100| -1,400| -3.73%
TECH : 8,225| -600| -6.80%
BYAN : 26,575| -425| -1.57%
SOHO : 6,050| -350| -5.47%
PTSP : 5,300| -300| -5.36%.(fj)
Advertorial
Related News
Investor Tahan Diri, Apresiasi IHSG BerlanjutÂ
IHSG Rawan Koreksi, Senggol Saham BBRI, ASII, dan INCO
Songsong Kebijakan BI, IHSG Uji Level 7.635
Buka Kantor Pemasaran di PIK 2, Manulife Indonesia Kembangkan Layanan
IFG Conference 2024 Resmi Digelar
Menkeu Minta Bea Cukai Tingkatkan Kemampuan Jaga Industri Domestik