EmitenNews.com -Selama sembilan bulan pertama tahun ini, PT Panorama Sentrawisata Tbk (PANR) membukukan pendapatan usaha Rp2 triliun atau melambung 140 persen dibanding periode yang sama 2022.

 

Capaian top line untuk periode Januari-September 2023 tersebut disampaikan Corporate Secretary PANR, AB Sadewa, dalam siaran pers yang dilansir di Jakarta, Rabu (1/11). Dia menyebutkan, kenaikan pendapatan itu juga mampu membalikkan posisi laba perseroan di kuartal III-2023 menjadi positif.

 

Menurut AB Sadewa, selama sembilan bulan pertama tahun ini PANR mampu mencatatkan laba Rp104 miliar atau berbanding terbalik dengan periode yang sama 2022 mengalami rugi sebesar Rp10 miliar. EBITDA per kuartal III-2023 sebesar Rp175 miliar atau meroket 573 persen (y-o-y).

 

Mengacu pada laporan keuangan PANR untuk periode yang berakhir 30 September 2023, perseroan membukukan laba sebelum pajak penghasilan Rp115,92 miliar atau berbanding terbalik dengan per kuartal III-2022 yang mencatatkan rugi sebelum pajak penghasilan Rp16,42 miliar.

 

Dengan adanya beban pajak penghasilan (neto) per kuartal III-2023 sebesar Rp11,94 miliar, maka laba bersih tahun berjalan yang dibukukan PANR menjadi Rp104 miliar atau berbanding terbalik dengan posisi kuartal III-2022 yang masih menderita rugi bersih tahun berjalan Rp10,22 miliar.

 

Sementara itu, besaran laba bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada kuartal III-2023 sebesar Rp58,1 miliar, karena perseroan mengatribusikan laba bersih kepada kepentingan non-pengendali senilai Rp45,88 miliar.

 

Seiring dengan kinerja positif pada bottom line PANR tersebut, menurut AB Sadewa, perseroan mencatatkan laba per saham sebesar Rp48,41 atau berbanding terbalik dengan kuartal III-2022 yang mencatatkan rugi Rp7,73 per saham.

 

Dia mengungkapkan, pertumbuhan signifikan pada kinerja keuangan PANR diakibatkan status pandemi Covid-19 yang dinyatakan telah usai pada pertengahan tahun ini, sehingga confidence level masyarakat pulih dan memutuskan untuk kembali bepergian dan berlibur.

 

"Pent up demand masih tinggi, kami merasakan permintaan perjalanan dan liburan terus mengalami peningkatan, baik untuk produk corporate incentive maupun retail leisure (paket wisata). Tahun ini kami menghadapi tiga musim liburan, yaitu libur Lebaran, libur sekolah, serta libur Natal dan Tahun Baru. Saat ini kami mulai menjual paket wisata untuk libur Nataru," papar AB Sadewa.