EmitenNews.com—PT Pertamina Geothermal Energy Tbk berambisi meningkatkan basis kapasitas terpasang panas bumi dari 672 MW saat ini menjadi 1.272 MW pada tahun 2027.

 

Direktur Utama Pertamina Geothermal Energy, Ahmad Yuniarto mengatakan, penambahan kapasitas tersebut selaras dengan kebutuhan listrik nasional yang diperkirakan akan meningkat dalam 5 hingga 10 tahun mendatang.

 

“Pengembangan kapasitas 600 MW telah sesuai dengan RUPLT (Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik),” kata dia di Jakarta, Rabu (1/2/2023).

 

Ia merinci, penambahan kapasitas itu lebih menyasar di luar Jawa seperti Sulawesi Utara dan Sumatera Selatan.

 

“Untuk Wilayah Kerja Panas (WKP) Bumi Hululais Sumatera Selatan telah ada PPA dengan PLN. Sedangkan WKP Lumut Balai Sulawesi Utara telah sesuai dengan RUPTL.” jelas dia.

 

Untuk menopang rencana tersebut, lanjut dia, perseroan akan melaksanakan penawaran umum perdana saham atau initial public offtering (IPO) dengan melepas sebanyak-banyaknya 10.350.000.000 lembar saham biasa atas nama dengan harga penawaran yang berkisar antara Rp820 - Rp945.

 

Melalui rencana IPO, PGE menargetkan perolehan dana sebanyak-banyaknya Rp9,78 triliun.

 

Alokasi dana hasil pelaksanaan IPO akan digunakan oleh PGE untuk kebutuhan belanja modal (capital expenditure/capex) dan pembayaran sebagian fasilitas pinjaman.

 

PGE turut mengalokasikan sebanyak-banyaknya 1,50 persen atau sebanyak-banyaknya 630.398.000 lembar saham dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah penawaran umum untuk Program Opsi Pembelian Saham kepada Manajemen dan Karyawan (MESOP).