EmitenNews.com - Perubahan yang didorong oleh pandemi dalam perilaku belanja konsumen tidak akan secara signifikan menghambat pemulihan pengecer bata-dan-mortir Indonesia, kata Fitch Ratings. Kami percaya prevalensi uang tunai di atas bentuk pembayaran lainnya akan mendukung pembelian di dalam toko daripada belanja bahan makanan online.


Covid-19 telah menyebabkan peningkatan adopsi belanja bahan makanan online di negara ini, tetapi kami tidak berharap ini menjadi ancaman langsung bagi pengecer modern. Hal ini karena toko online berkontribusi kurang dari 1% dari penjualan bahan makanan di Indonesia. Peritel terbesar di Indonesia malah akan dapat mengambil manfaat dari meningkatnya popularitas belanja online karena mereka telah mengembangkan kemampuan online mereka sendiri.


Pelonggaran pembatasan pergerakan akan menguntungkan pengecer Indonesia dalam jangka pendek meskipun pengecer modern akan memiliki keuntungan lebih dari pengecer tradisional karena kebijakan kebersihan dan jarak sosial toko mereka yang lebih baik. Namun, gelombang infeksi virus corona berikutnya tetap menjadi risiko karena kurang dari setengah populasi divaksinasi sepenuhnya.


Ritel tradisional di Indonesia secara bertahap akan digantikan oleh ritel modern seiring dengan meningkatnya daya beli konsumen. Peritel modern mampu menarik pertumbuhan populasi berpenghasilan menengah karena kenyamanan mereka, kualitas produk yang lebih konsisten, dan layanan yang lebih baik. Ritel tradisional dan modern akan tetap hidup berdampingan dalam jangka menengah meskipun yang pertama kehilangan pijakannya.


Persaingan antara dua operator minimarket terbesar di tanah air, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (Alfamart, AA-(idn)/Stabil) dan PT Indomarco Prismatama, operator Indomaret, harus tetap sehat, terbukti dari margin EBITDA Alfamart yang stabil di 5%- 6%. Mereka lebih berpeluang bersaing dalam pertumbuhan jaringan toko, terutama di luar Jawa. Rencana ekspansi di wilayah ini akan lebih menantang karena karakteristik geografisnya dan kemungkinan hambatan peraturan.


Fitch Ratings percaya perubahan pola belanja konsumen akibat pandemi Covid-19 tidak akan merugikan peritel grosir Indonesia. Pembelian di toko akan terus mendominasi lanskap ritel bahan makanan di negara ini karena prevalensi uang tunai sebagai bentuk pembayaran utama konsumen, meskipun beberapa konsumen cenderung beralih ke belanja bahan makanan online. 


Fitch juga percaya bahwa peningkatan adopsi belanja online tidak akan menjadi ancaman langsung bagi pengecer bata-dan-mortir karena kontribusinya yang lebih kecil terhadap total penjualan bahan makanan di Indonesia. Mereka malah akan mendapat manfaat dari peningkatan belanja online melalui platform internet mereka sendiri atau aplikasi layanan belanja pihak ketiga. 


Aplikasi masih memerlukan toko fisik untuk melayani basis penggunanya karena mereka biasanya tidak menyimpan inventaris mereka sendiri. Ritel tradisional akan tetap dominan dalam tiga tahun ke depan meskipun minimarket tumbuh pesat. Mereka secara bertahap akan kehilangan dominasinya dan berkontribusi lebih sedikit terhadap ekonomi ritel Indonesia meskipun mereka akan hidup berdampingan dengan peritel modern dalam jangka panjang. 


Keuntungan Mobilitas Pengembalian Pengecer Fisik Melonggarkan pembatasan pergerakan di seluruh negeri akan mendukung pemulihan pengecer grosir Indonesia dalam jangka pendek. Namun, gelombang ketiga infeksi virus corona selama liburan akhir tahun tetap menjadi risiko yang kami harapkan karena kurang dari setengah populasi yang divaksinasi sepenuhnya. 


Kami percaya ritel modern akan menjadi penerima manfaat utama karena pergerakan dan aktivitas kembali berjalan. Keterjangkauan pasar dan toko tradisional akan diimbangi dengan standar kebersihan dan jarak sosial yang lebih baik di gerai ritel modern.