EmitenNews.com - Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menetapkan peringkat idA- MNC Energy Investments (IATA). Rating itu, juga berlaku untuk rencana obligasi berkelanjutan I senilai Rp1 triliun. Lalu, Pefindo menetapkan peringkat idA-(sy) atas rencana Sukuk Wakalah Berkelanjutan I sejumlah Rp500 miliar.
Prospek untuk peringkat perusahaan stabil. Peringkat itu, mencerminkan profil biaya rendah, struktur permodalan konservatif, cadangan, dan sumber daya tambang cukup besar. Peringkat dibatasi fleksibilitas keuangan perusahaan moderat, eksposur terhadap harga komoditas fluktuatif, dan risiko terhadap isu lingkungan.
Peringkat dapat dikerek apabila perusahaan berhasil menjalankan strategi-strategi bisnis tercermin dari capaian proyeksi pendapatan, dan laba dalam jangka waktu menengah. Bisnis lebih terdiversifikasi juga dapat memiliki dampak positif terhadap peringkat perseroan kalau dapat memperbaiki fleksibilitas keuangan perusahaan.
Di sisi lain, peringkat dapat diturunkan apabila perseroan membukukan pendapatan atau EBITDA jauh di bawah proyeksi atau perusahaan membukukan utang lebih dari proyeksi yang dapat memperburuk profil keuangan perusahaan. Peringkat juga dapat berada dalam tekanan apabila harga batu bara menurun secara signifikan akan berdampak negatif pada kondisi finansial perseroan.
Berdiri pada 1968, perseroan awalnya bernama PT Indonesia Transport & Infrastructure. Perseroan merupakan bagian MNC Group, dan fokus pada industri tambang batu bara. Perusahaan mengoperasikan tiga tambang berlokasi di Sumatera Selatan di bawah Putra Muba Coal, Bhumi Sriwijaya Perdana Coal, dan Indonesia Batu Prima Energy. Per 31 Maret 2023, pemegang saham perseroan yaitu MNC Asia Holding 44,09 persen, dan publik 55,91 persen. (*)
Related News

KB Bank (BBKP) Perkuat Infrastruktur Pengelolaan Sampah di Kota Kupang

Saham MTEL Dibidik, Bisa Tembus ke Sini!

Mitratel (MTEL) Cetak Laba Rp526M di Kuartal I-2025

Cipta Sarana Medika (DKHH) Patok IPO Rp132 per Saham

Anjlok 85,62 Persen, Kuartal I-2025 Laba INDY Sisa USD2,89 Juta

Bengkak 20 Persen, PALM Kuartal I-2025 Boncos Rp1,42 Triliun