EmitenNews.com—PT MNC Digital Entertainment Tbk (MSIN) memutuskan untuk tidak menebar dividen dari tahun buku 2021. Hal itu dilakukan karena perusahaan memerlukan dana untuk melakukan ekspansi. Direktur MNC Digital Entertainment menyampaikan, Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) telah menyetujui laba bersih MSIN dibukukan sebagai laba ditahan. 

 

Manajemen menegaskan perusahaan perusahaan tidak membagikan dividen karena komposisi bisnis perseroan saat ini sudah berbeda dari beberapa tahun lalu. Pendapatan MSIN akan digunakan untuk ekspansi bagi dari konten, talent, platform digital dan operasional gim perseroan.

 

Hingga akhir 2022 entitas Grup MNC, PT MNC Digital Entertainment Tbk (MSIN) memproyeksikan pendapatan perseroan mencapai Rp4,4 triliun.

 

Target pendapatan perseroan sebesar Rp4,4 triliun tersebut merupakan pertumbuhan sebesar 143,09 persen jika dibandingkan dengan jumlah pendapatan MSIN pada 2021 yaitu sebanyak Rp1,81 triliun.

 

Adapun dalam acara public expose di MNC Conference Hall, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa (19/7) Investor Relations MNC Digital Entertainment, Luthan Fadel bersama dengan Ella Kartika, Titan Hermawan, dan Dewi Tembaga sebagai Direktur Perseroan, telah menyampaikan proyeksi target perseroan tersebut pada tahun ini.

 

"Kalau proyeksi kita untuk tahun 2022 ini, pendapatan itu sekitar Rp4,4 triliun dan net income sekitar Rp650 miliar untuk tahun ini," papar Luthan.

 

Luthan juga meyakini, pendapatan perseroan akan tumbuh lebih agresif pada tahun 2023-2024 karena lini bisnis gaming di tahun ini baru akan sedikit terefleksi pada kuartal IV/2022. Dia percaya lini bisnis gaming dan e-sports akan menjadi game changer bagi MSIN dengan terkonsolidasi dalam bisnis digital perseroan lainnya sehingga akan mendorong peningkatan pendapatan maupun laba perseroan.

 

Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2021, MSIN mencatatkan jumlah pendapatan Rp1,81 triliun. Capaian tersebut tumbuh sebesar 30,22 persen dibandingkan dengan jumlah pendapatan tahun sebelumnya sebesar Rp1,39 triliun.

 

Pertumbuhan tersebut juga tergambar pada laba bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dari Rp167,04 miliar pada 2020, kemudian naik 79,65 persen menjadi Rp300,08 miliar pada 2021.