EmitenNews.com - PT Raharja Energi Cepu Tbk. (RATU) emiten milik Happy Hapsoro itu memastikan kinerja Blok Cepu mampu menjaga profitabilitas hingga beberapa tahun ke depan. 

Direktur Utama RATU, Sumantri Suwarno, mengatakan hal tersebut pada perhelatan Paparan Publik Tahunan RATU pada Rabu (26/11/2025) bahwa produksi Blok Cepu terus menunjukkan resistensi produksi bahkan hingga September 2025.

“Produksi Blok Cepu justru meningkat sekitar 7.000 barel per hari hingga September 2025, dan proyeksinya berada di kisaran 140.000–150.000 barel per hari tahun depan,” ujar Sumantri.

Ia menjelaskan bahwa peran operator ExxonMobil bersama Pertamina melakukan berbagai langkah teknis untuk mempertahankan performa lapangan atas hasil produksi tersebut. 

Menurut Sumantri, “Total produksi kumulatif Blok Cepu kini sudah melampaui 600 juta barel, jauh di atas estimasi cadangan awal.”

Direktur Alexandra Sinta Wahjudewanti menambahkan bahwa produksi secara tahunan (year-on-year) juga memperlihatkan peningkatan. 

“Produksi Blok Cepu pada 2024 sekitar 147.000 barel per hari dan meningkat menjadi sekitar 156.000 barel per hari pada 2025,” jelas Sinta.

RATU menilai outlook produksi yang relatif stabil hingga 2027–2028 memberi ruang bagi perusahaan menjaga kinerja keuangan sambil menyiapkan strategi pasca-2026. 

Namun manajemen menegaskan perusahaan tetap selektif terhadap proyek baru dan berkomitmen menjaga arus kas sehat.

RATU Beberkan Arah Ekspansi, Jalani Due Diligence di Beberapa Aset

Melanjutkan strategi pertumbuhan jangka panjang, RATU mengonfirmasi fokus ekspansi melalui akuisisi. Direktur Adrian Hartadi menyatakan perusahaan kini tengah mengkaji peluang di sejumlah lapangan migas.

Menurutnya, “Kita terus aktif melakukan due diligence di beberapa lapangan di Indonesia, maupun di luar juga. Di luar juga kita mulai ekspansi, tapi masih tahap due diligence, kita belum bisa menyampaikan apa pun.”

Adrian menerangkan bahwa aksi tersebut konsisten dengan komitmen sejak perusahaan melakukan IPO pada 8 Januari 2025. Selain itu, diungkap Adrian bahwa RATU juga tengah menjajaki inisiatif proyek-proyek energi bersih atau EBT seperti carbon capture dan carbon capture storage, meski masih dalam tahap awal dan belum menjadi portofolio utama.

Melanjutkan strategi pertumbuhan jangka panjang, RATU mengonfirmasi fokus ekspansi melalui akuisisi.
Direktur Utama Sumantri mengungkapkan bahwa perusahaan saat ini sudah memasuki fase akhir proses pengambilalihan hak partisipasi (participating interest/PI) di salah satu aset migas. Meski demikian, ia belum dapat menguraikan detail karena masih terikat NDA serta menunggu persetujuan regulator pemerintah.
“Kami terus meninjau peluang akuisisi. Soal Blok Kasuri atau blok lain, saya belum bisa menyebutkan secara spesifik karena aturan kerahasiaan. Namun dapat dipastikan bahwa kami tengah menilai sejumlah aset potensial melalui negosiasi langsung maupun tender,” ujar Sumantri dalam Paparan Publik Tahunan, pada Rabu (26/11).
Ia menambahkan bahwa beberapa pemilik PI telah membuka tender resmi dan RATU ikut berpartisipasi hingga tahap akhir. Jika RATU keluar sebagai pemenang, perseroan berjanji akan segera mengumumkan hasilnya.
“Pengumuman tender ini diperkirakan dalam 1–2 minggu ke depan. Bila kami ditetapkan sebagai pemenang, informasinya akan kami sampaikan kepada publik,” kata Sumantri.

Sementara itu, Direktur Adrian Hartadi menuturkan bahwa perusahaan juga tengah mengevaluasi prospek di sejumlah lapangan migas, baik domestik maupun luar negeri.
Menurutnya, “Kita terus aktif melakukan due diligence di beberapa lapangan di Indonesia, maupun di luar juga. Di luar juga kita mulai ekspansi, tapi masih tahap due diligence, kita belum bisa menyampaikan apa pun.”