EmitenNews.com - Goto Group (GOTO) menepis kabar merger dengan Grab. Saat ini, klaim perseroan tidak ada diskusi mengenai hal tersebut. Oleh karena itu, perseroan tidak dapat mengomentari rumor beredar di pasar.

”Kami baru mengetahui adanya berita soal isu tersebut dari media massa. Dan, pada dasarnya kami tidak dapat mengomentari kabar tersebut,” tutur R A Koesoemohadiani, Corporate Secretary Goto Group. 

Perseroan menegaskan saat ini memiliki fundamental, dan posisi keuangan makin kuat. Sebagaimana disampaikan sebelumnya, Grup telah berhasil mencapai target EBITDA positif kuartal IV-2023, melampaui batas atas panduan kinerja EBITDA disesuaikan untuk tahun 2023. 

Perseroan juga akan menerima pendapatan jasa E-Commerce setiap kuartal dari Tokopedia yang berbasis pada Gross Merchandise Value (GMV) inti Tokopedia. Di mana, akan berkontribusi secara langsung pada earnings before interest, taxes, depreciation, and amortization (EBITDA) Grup GOTO. 

Perseroan akan terus fokus untuk bertumbuh secara sehat, dan meraih profitabilitas. Itu dengan mendorong pengembangan inovasi produk, keunggulan operasional pada bisnis on-demand services (ODS), teknologi keuangan (fintech) dari grup, dan meningkatkan nilai pemegang saham. 

Sekadar informasi, Grab Holdings Ltd tengah memulai kembali perbincangan mengenai potensi penggabungan usaha dengan Goto Group. Langkah itu diambil untuk mengatasi kerugian akibat persaingan ketat di antara kedua perusahaan.

Berdasar informasi Bloomberg mencatat kedua perusahaan tersebut tengah melakukan tahap awal diskusi mengenai berbagai skenario merger. Salah satu opsi Grab berbasis di Singapura mengakuisisi Goto Group menggunakan uang tunai, saham, atau kombinasi keduanya.

Goto Group lebih terbuka terhadap kesepakatan setelah Patrick Walujo mengambil alih posisi chief executive officer (CEO) tahun lalu. ”Diskusi sudah berlangsung, pemegang saham utama kedua perusahaan mendukung kesepakatan, dan telah mendorong pembicaraan,” tutur sumber seperti dicuplik Bloomberg, Senin (12/2). (*)