EmitenNews.com - PT Satyamitra Kemas Lestari Tbk (SMKL) yang bergerak di bidang kemasan berbahan dasar karton atau kertas cokelat dengan cetakan flexo yang disebut Kotak Karton Bergelombang (KKB), maupun offset yang disebut Folding Carton Box dan kotak Handphone, mengincar pertumbuhan penjualan dua digit di tahun 2023.

 

"Di tahun yang cukup penuh tantangan karena adanya resesi dunia ini, kami akan meningkatkan kehati-hatian untuk menjaga pertumbuhan bisnis supaya dapat terus berkesinambungan. Namun demikian, dengan melihat berbagai indikator ekonomi yang ada, kami cukup optimis untuk mengincar pertumbuhan penjualan dua digit di tahun 2023 ini," kata Direktur Marketing SMKL, Herryanto Setiono Hidayat dalam rilisnya, Rabu (01/2).

 

Dijelaskan, perseroan melihat peluang pertumbuhan pasar kemasan tahun ini masih akan positif, mengingat Indonesia merupakan salah satu negara dengan ekonomi yang diperkirakan akan paling tangguh dalam menghadapi resesi global tahun ini. Menurut Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, pemerintah melihat perekonomian 2023 dengan optimis dan penuh harapan namun tetap waspada.

 

Di samping indikator-indikator ekonomi yang positif, aktifitas partai politik yang akan meningkat pesat karena telah memasuki tahun politik, diperkirakan akan turut membantu mendorong pertumbuhan ekonomi 2023.

 

Khususnya untuk bisnis kemasan, harapan peningkatan penjualan juga semakin bertumbuh seiring perkiraan bahwa ekonomi digital akan melejit.

 

Selain itu, SMKL juga akan mengoptimalkan kelebihan sebagai produsen kemasan berbahan baku karton hasil daur ulang yang ramah lingkungan, serta pengakuan berupa sertifikasi atas upaya pengembangan bisnis berkelanjutan Perseroan yaitu Forest Stewardship Council (FSC), untuk meraih pasar yang lebih besar.

 

Dalam hal ini, SMKL diuntungkan seiring terus meningkatnya tren kesadaran masyarakat akan pentingnya produk ramah lingkungan.

 

Asal tahu saja, pada periode Januari-September 2022, SMKL berhasil membukukan peningkatan penjualan sebesar 11%YoY dari Rp1,53 triliun menjadi Rp1,70 triliun.