EmitenNews.com—Sepanjang 2023, sebanyak 22 Perusahaan raup dana segar lewat penawaran saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebesar Rp 11,2 triliun. Angka itu bertambah seiring dengan pekan ini BEI kedatangan tiga perusahan tercatat.

 

Pada Senin (27/2/2023) saham dan waran PT Lini Imaji Kreasi Ekosistem Tbk (FUTR) mulai dicatatkan di Papan Pengembangan BEI. FUTR merupakan perusahaan tercatat ke-20 di BEI pada tahun 2023. FUTR bergerak pada sektor Consumer Cyclicals dengan subsektor Media & Entertainment. Industri FUTR adalah Media dengan sub industri Advertising.

 

Pada Rabu (1/3/2023), PT Hillcon Tbk (HILL) mulai mencatatkan sahamnya di Papan Utama BEI. HILL merupakan perusahaan tercatat ke-21 di BEI pada tahun 2023. HILL bergerak pada sektor Energy dengan subsektor Oil, Gas & Coal. HILL bergerak pada industri Oil, Gas & Coal Supports dengan subindustri adalah Oil, Gas & Coal Equipment & Services.

 

Menutup pekan lalu, tepatnya pada Jumat (3/3), PT Berdikari Pondasi Perkasa Tbk (BDKR) mencatatkan saham dan warannya di Papan Pengembangan BEI. BDKR menjadi perusahaan tercatat ke-22 yang tercatat di BEI pada tahun 2023. BDKR bergerak pada sektor Infrastructures dengan subsektor Heavy Constructions & Civil Engineering. Industri dan subindustri BDKR adalah Heavy Constructions & Civil Engineering.

 

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan, hingga saat ini, terdapat 33 calon emiten lagi dalam pipeline pencatatan saham BEI. Dari 33 perusahan jika berdasarkan klasifikasi aset perusahaan terdiri atas dua perusahaan aset skala kecil (aset dibawah Rp 50 miliar), 14 Perusahaan aset skala menengah. (aset antara Rp 50 miliar - 250 miliar).

 

"Serta, 17 Perusahaan aset skala besar (aset diatas Rp250 miliar)," ungkap Nyoman Yetna, belum lama ini.

 

Sedangkan rincian sektornya adalah enam perusahaan dari sektor barang baku, enam perusahaan dari sektor transportasi dan logistic, dua perusahaan dari sektor konsumen primer, tujuh perusahaan dari sektor konsumen non primer, enam perusahaan dari sektor teknologi, satu perusahaan dari sektor Kesehatan.

 

"Ditambah lagi, dua perusahaan dari sektor keuangan, dua perusahaan dari sektor property & Real Estate, dan satu perusahaan dari sektor infrastruktur," tambah Nyoman Yetna.