Nantinya, smelter ini akan mengolah konsentrat tembaga dari tambang Batu Hijau dan Cebakan Elang. "Smelter akan menghasilkan 222.000 ton katoda tembaga, 830.000 ton asam sulfat (berkonsentrasi 98 persen). Lalu untuk pemurnian logam mulia akan menghasilkan 18 ton emas batangan (dengan kemurnian 99,9 persen), sebanyak 55 ton perak batangan (kemurnian 99,9 persen) dan logam lainnya," papar Alexander.

 

Lebih lanjut dia menyatakan, pembangunan smelter ini sebagai upaya AMMN untuk mendukung program hilirisasi pemerintah. "Dengan pengolahan konsentrat tembaga yang dilakukan di dalam negeri, perseroan memberikan nilai tambah bagi produk, untuk Indonesia," imbuhnya.

 

Alexander memaparkan, AMMN senantiasa menjalankan operasional dengan prinsip berkelanjutan. Salah satunya adalah pengoperasian PLTS terbesar di Indonesia yang saat ini untuk operasional pertambangan, dengan kapasitas puncak 26,8 megawatt sejak Juni 2022.

 

Dengan PLTS tersebut, AMMN bisa berkontribusi mengurangi emisi CO2 hingga 40.000 ton/tahun. Peningkatan produktivitas dan efisiensi haul truck juga dapat menurunkan emisi gas rumah kaca hingga 30 persen.

 

Selain itu, AMMN juga melakukan berbagai inisiatif bagi masyarakat sekitar wilayah operasional yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat. Program pendidikan vokasi bagi generasi muda peningkatan kapasitas usaha mikro, kecil dan menengah ( UMKM ), serta pengembangan pariwisata berkelanjutan menjadi bagian utama dari Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM).

 

Alexander menegaskan, aksi korporasi berupa penawaran umum perdana saham (IPO) yang dilakukan AMMN merupakan salah satu langkah strategis untuk mengembangkan bisnis yang berkelanjutan di era transisi energi, yang akan mendorong permintaan komoditas tembaga di masa mendatang.

 

"Pengembangan usaha AMMN , mulai dari pembangunan smelter, penambahan kapasitas pabrik konsentrator hingga pembangunan pembangkit listrik tenaga gas merupakan langkah besar yang akan membawa dampak positif bagi perseroan dan pemangku kepentingan dan juga bagi masyarakat di sekitar wilayah operasional," tutur Alexander.

 

Seperti diketahui, AMMN pelaksanaan IPO AMMN melepas saham ke publik maksimal 7.287.520.000 saham untuk menggalang dana sebesar-besarnya Rp12,9 triliun, yang sebagian besar dana hasil aksi korporasi ini untuk pengembangan usaha.

 

Berdasarkan Prospektus Awal terkait rencana IPO AMMN jumlah saham yang ditawarkan tersebut bernilai nominal Rp125 per saham atau setara dengan 10 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah IPO.