EmitenNews.com - Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, didukung oleh PT Teknologi Karya Digital Nusa Tbk. (TRON) sebagai mitra teknologi, menyelenggarakan Forum Group Discussion (FGD) bertajuk "Elektrifikasi Angkutan Umum dalam Mendukung Penggunaan Energi Bersih". Inilah sinergi akselerasi elektrifikasi angkutan umum di Tanah Air berbasis energi bersih.

Acara yang digelar di Hotel Grand Mercure Kemayoran, Jakarta, Rabu (24/9/2025) ini mempertemukan para pemangku kepentingan utama dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah dan operator angkutan. Sasarannya merumuskan langkah-langkah strategis dalam mempercepat adopsi transportasi publik berbasis energi bersih di Indonesia.

FGD ini bertujuan untuk menyelaraskan visi dan membangun komitmen bersama dalam mengatasi tantangan utama elektrifikasi angkutan umum, mulai dari aspek regulasi, pembiayaan, kesiapan infrastruktur, hingga teknologi. Inisiatif ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mencapai target Net Zero Emission pada tahun 2060 dan meningkatkan kualitas udara di kawasan perkotaan.

Salah satu agenda utama dalam acara ini adalah Penandatanganan Komitmen Program Elektrifikasi Angkutan Umum dalam Mendukung Penggunaan Energi Bersih. Penandatanganan ini dilakukan secara simbolis oleh perwakilan dari pemerintah pusat dan daerah, yang menandai keseriusan dan tekad bersama untuk mewujudkan transportasi publik yang ramah lingkungan.

Acara dibuka secara resmi oleh Direktur Angkutan Jalan yang diwakili oleh Direktur Lalu Lintas Jalan, Rudi Irawan, S.SiT, MT, yang menekankan pentingnya kolaborasi sebagai kunci keberhasilan. Dalam sambutannya, ia menyatakan bahwa transisi ke angkutan umum listrik adalah sebuah keniscayaan yang memerlukan kerja sama solid dari semua pihak.

Rudi Irawan, S.SiT, MT, Direktur Lalu Lintas Jalan, menyatakan, pemerintah, melalui Kementerian Perhubungan, berkomitmen penuh untuk mengakselerasi transisi ke angkutan umum listrik. Ini bukan hanya tentang mengganti armada, tetapi membangun sebuah ekosistem yang terintegrasi, berkelanjutan, dan didukung oleh regulasi yang kuat. 

“Forum ini menjadi platform krusial untuk menyatukan visi dan menyelaraskan langkah antara regulator, pemerintah daerah, dan industri. Kami siap mendorong kebijakan yang mempermudah adopsi, mulai dari standardisasi teknis hingga skema insentif yang efektif," katanya.

Diskusi panel yang dimoderatori oleh Drs. Yayat Supriyatna itu, menyoroti peran vital dari setiap elemen dalam ekosistem kendaraan listrik. Sesi ini menghadirkan narasumber dari berbagai latar belakang; di antaranya Indira Darmoyono dari Masyarakat Transportasi Indonesia, Rachma Nissa Fadliya, Direktur Utama Perumda Trans Pakuan, dan Wendy Waas dari PT Teknologi Karya Digital Nusa Tbk.

Dari sisi industri, PT Teknologi Karya Digital Nusa Tbk (TRON) selaku salah satu pendukung teknologi pertukaran baterai, menyoroti kesiapan dan inovasi produknya untuk menjawab kebutuhan pasar. 

"Kami siap menjawab tantangan elektrifikasi dengan solusi menyeluruh dimana kami menawarkan armada transportasi publik berbasis pertukaran baterai dengan sistem Battery as a Service (BaaS) dan swab battery (tukar baterai)”, ujar David Santoso, Direktur Utama PT Teknologi Karya Digital Nusa Tbk. 

David Santoso mengungkapkan, solusi diberikan dirancang untuk mengatasi isu biaya investasi awal yang tinggi, waktu pengisian daya, dan jangkauan. Dalam waktu dekat pihaknya akan meluncurkan taksi dan angkot listrik berbasis swap battery yang dimulai melalui kerja sama dengan Pemerintah Kota Bogor dan pemerintah daerah lainnya.

“Ini adalah langkah konkret kami untuk mendukung terciptanya layanan transportasi publik yang modern dan andal,” katanya.

Hadir pula sebagai penanggap dalam diskusi, perwakilan dari Indonesia Battery Corporation (IBC) yang menegaskan pentingnya kolaborasi berbagai pihak dalam membangun ekosistem kendaraan listrik untuk transportasi umum. Adhietya Saputra, Business and Project Development Division Head IBC, mengatakan, komponen utama dari kendaraan listrik adalah baterai. 

Namun dalam membangun ekosistem ini, tentunya produsen baterai harus bekerja sama dengan pelaku industri lainnya dimulai dari produsen EV, operator fleet, penyedia battery as-a-service, serta penyedia energi bersih. 

“Dukungan Pemerintah sangat diperlukan dalam hal menetapkan roadmap yang jelas dan terukur, pemberian insentif kepada pelaku industri dan standarisasi dari aspek kualitas dan safety,” urainya.

Forum ini juga dihadiri oleh berbagai perwakilan dari pemerintah pusat dan daerah. Termasuk Ketua DPRD DKI Jakarta, Drs. H. Khoirudin, M.Si., Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, Dinas Perhubungan baik dari DKI Jakarta, Bogor, Surakarta, Banyumas, hingga Palembang serta para operator transportasi terkait. 

Hasil dari FGD ini diharapkan dapat menjadi landasan untuk penyusunan peta jalan yang lebih konkret dan implementatif, memastikan transisi menuju angkutan umum yang lebih hijau dapat berjalan sesuai target dan memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat Indonesia. ***