EmitenNews.com -Rapat umum pemegang saham ( RUPS ) PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) menetapkan dividen final tahun buku 2022 senilai Rp 1,48 triliun, Jumat (28/4/2023). Angka tersebut setara dengan rasio dividen 61,6% dari total laba bersih tahun lalu Rp 2,4 triliun.

 

Manajemen AKR Corporindo dalam rilisnya menyebutkan, dividen tersebut setara dengan Rp 75 per saham. Dividen ini terdiri atas dividen interim Rp 25 per saham yang telah dibagikan sebelumnya dan sisanya dividen final mencapai Rp 50 per saham yang akan dibagikan pada 24 Mei 2023.

 

Selain pembagian dividen, perseroan mengangkat Sofyan Djalil sebagai komisaris perseroan menggantikan I Nyoman Mastra telah mengabdi selama 15 tahun. Sofyan yang juga mantan Menteri Pertanahan ini akan menjabat sebagai komisaris hingga RUPS Tahunan tahun 2025.

 

Hingga kuartal I-2023, perseroan membukukan lonjakan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 42% menjadi Rp 607 miliar pada kuartal I-2023 dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 428 miliar.

 

Manajemen AKR menyebutkan bahwa kinerja ini menggambarkan kelanjutan dari pertumbuhan yang kuat dalam tiga tahun terakhir. Pertumbuhan pendapatan tersebut ditunjukkan oleh kenaikan pendapatan perseroan sebanyak 41% menjadi Rp 10,95 triliun pada kuartal I-2023 dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 10,13 triliun.

 

Manajemen AKR juga menyebutkan bahwa perseroan membukukan peningkatan EBITDA menjadi Rp 919 miliar hingga Maret 2023 dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 650 miliar. Rasio lancar perusahaan meningkat menjadi 1,7 kali dan return of equity pada periode ini dilaporkan sebesar 21%.

 

Presiden Direktur AKR Haryanto Adikoesoemo mengatakan, perseroan terus menunjukkan kinerja yang kuat di awal tahun 2023. Hal ini didukung dengan infrastruktur logistik dan rantai pasokan yang ekstensif serta strategi manajemen rantai pasokan yang disiplin.

 

"AKR telah berhasil mendistribusikan produk untuk memenuhi permintaan pelanggan secara tepat waktu di tengah disrupsi global dan masalah rantai pasokan. Selain itu, AKR secara konsisten menjalankan manajemen modal kerja yang ketat di tengah lingkungan suku bunga yang meningkat dan ketidakpastian pasar yang menghasilkan neraca keuangan yang lebih ramping," terangnya.