EmitenNews.com—Setelah mengikuti, mencermati dan memahami permasalahan yang terjadi di SBM ITB sejak awal Desember 2021 yang berdampak menurunnya kualitas pendidikan di SBM ITB, dimana sampai dengan saat ini tanggal 23 Juli 2022 atau sudah 8 bulan berjalan, permasalahan tersebut tidak kunjung selesai dan dikhawatirkan pendidikan di SBM akan menurunkan standar AACSB. 

 

Dalam pertemuan dengan Komisi X DPR RI pada tanggal 24 Maret 2022, Rektor ITB  menyampaikan telah membentuk Tim Transisi dan Transformasi SBM ITB pada tanggal 18 Maret 2022, yang terdiri dari unsur rektorat (5 orang) dan unsur SBM ITB (5 orang), yang berkerja selama 3 bulan sampai dengan Juni 2022, dengan tugas untuk mencari solusi atas permasalahan yang ada di SBM ITB dan menyampaikan rekomendasi kepada Rektor. 

 

Akan tetapi sampai dengan saat ini, tidak ada informasi sedikitpun mengenai apa hasil  rekomendasi dari Tim Transisi dan Transformasi SBM ITB. Kami juga tidak pernah  mendapatkan informasi bagaimana sikap Rektor ITB terhadap rekomendasi dari  Tim Transisi tersebut. 

 

Rektor ITB tidak pernah memberikan keterangan bagaimana menyelesaikan permasalahan yang terjadi di SBM ITB dengan efektif padahal sudah berulang kali kami meminta Rektor ITB untuk mengundang kami agar menjelaskan secara resmi perkembangan penyelesaian permasalahan yang ada di SBM ITB. 

 

Mengenai hal ini, kami sudah mengajukan somasi kesatu pada tanggal 12 Mei 2022 dimana terhadap somasi kesatu tersebut tidak ada respons dari Rektor ITB. Begitu juga terhadap somasi kedua yang kami ajukan pada tanggal 16 Juni 2022, Rektor ITB tidak pula memberikan respon sama sekali. 

 

Kami kecewa dan sangat menyesalkan sikap Rektor ITB tersebut yang mencerminkan bahwa Rektor ITB tidak mampu dalam menyelesaikan permasalahan yang ada di SBM ITB. Situasi ketidakjelasan ini tentunya berisiko menurunkan mutu dan moral pendidikan di SBM ITB dan ITB secara keseluruhan, tulis Forum Orang Tua Mahasiswa SBM ITB dalam keterangan pers yang diterima EmitenNews.com, Senin (25/7/2022).

 

Menurunnya mutu pendidikan di SBM ITB dapat dilihat dari :

  1. Penurunan pagu anggaran pendidikan di SBM ITB dari semula 103 M tahun  2021 menjadi 94,5 M untuk tahun 2022 sehingga membatasi kemampuan SBM  dalam melaksanakan program pengembangan pendidikan bagi mahasiswa SBM sesuai dengan rencana strategis yang sudah dibuat dan dipresentasikan kepada orang tua mahasiswa. Hilangnya beberapa kegiatan pendidikan yang diberlakukan pada tahun-tahun sebelumnya karena tidak ada anggaran atau anggaran yang dialokasikan kurang.

 

  1. Adanya unifikasi alokasi anggaran untuk semua Fakultas/Sekolah/Prodi dengan postur yang sama padahal kebutuhan setiap Fakultas/Sekolah/Prodi Berbeda-beda dalam mencapai standar nasional ataupun internasional. Hal ini menimbulkan kesulitan bagi SBM untuk mengalokasikan sumber daya sesuai dengan kebutuhan operasional melayani kepentingan mahasiswa SBM. 

 

  1. Rantai birokrasi administrasi pendidikan yang terpusat (sentralisasi) di ITB sehingga tidak efisien dan menghambat pelayanan pendidikan bagi mahasiswa ITB. Banyak program yang sudah dicanangkan tidak dapat dilaksanakan atau terlambat karena belum ada keputusan yang bulat dari pimpinan SBM dan  pimpinan ITB. 

 

  1. Berkurangnya para dosen senior dan dosen praktisi atau profesional yang mengajar di SBM ITB, sehingga menimbulkan permasalahan kualitas pendidikan termasuk kesulitan mencari penguji sidang, penguji proposal dan lain-lain