EmitenNews.com - Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menyematkan peringkat idBB+ untuk PT FKS Food Sejahtera (AISA), dan obligasi berkelanjutan I Tahun 2013. Pefindo juga memberikan peringkat idBB+(sy) terhadap sukuk ijarah berkelanjutan Tahun 2013, dan sukuk ijarah berkelanjutan II Tahun 2016. Outlook peringkat perusahaan stabil. 


Obligor berperingkat idBB memiliki kemampuan sedikit lemah untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjang dibanding obligor-obligor lain. Perseroan menghadapi ketidakpastian terus berlanjut atau terpengaruh pemburukan bisnis, keuangan atau kondisi ekonomi dapat berakibat kepada ketidakmampuan obligor memenuhi komitmen keuangan. 


Tanda tambah (+) menunjukkan peringkat relatif kuat, dan di atas rata-rata kategori bersangkutan. Akhiran (sy) memiliki makna peringkat mempersyaratkan pemenuhan prinsip syariah. Peringkat mencerminkan kondisi keuangan perseroan tergolong lemah, persaingan ketat industri, ada ada eksposur terhadap fluktuasi harga bahan baku. Namun, peringkat itu diimbangi produk perusahaan relatif terdiversifikasi, dan mendapat manfaat bagian dari FKS Group. 


Peringkat dapat dinaikkan kalau perseroan secara signifikan dapat memperkuat posisi bisnis, ditunjukkan pertumbuhan pendapatan dan/atau EBITDA lebih tinggi dari proyeksi. Itu juga harus disertai peningkatan signifikan terhadap profitabilias, dan indikator-indikator keuangan kunci perusahaan secara berkelanjutan. Sebaliknya, peringkat dapat diturunkan apabila ada kondisi bisnis memburuk, dan/atau proteksi arus kas perusahaan melemah sebagai akibat peningkatan biaya operasional dan/atau ada beban utang lebih tinggi dari proyeksi, tanpa dikompensasi peningkatan bisnis. 


Didirikan pada 1990 dengan nama PT Asia Intiselera, perseroan bergerak dalam bisnis makanan. Memiliki fokus makanan pokok, dan konsumsi seperti mie, bihun, dan makanan ringan. Setelah restrukturisasi, dan perubahan pemegang saham, nama perusahaan diubah menjadi PT FKS Food Sejahtera pada Maret 2021. Per 31 September 2021, pemegang saham perseroan yaitu PT Pangan Sejahtera Investama 56,84 persen, PT Asta Askara Sentosa 8,59 persen, dan publik 34,57 persen. (*)