EmitenNews.com - Indeks bursa Wall Street kembali ditutup melemah. Itu seiring peningkatan eskalasi perang dagang Amerika Serikat (AS) dengan sejumlah mitra dagang. Aaplagi, presiden Donald Trump mengumumkan peningakatan tarif impor untuk produk baja, dan alumunimun asal Kanada hingga 50 persen. 

Keputusan tersebut merupakan respons atas keputusan gubernur Ontario Doug Ford yang mengenakan tarif ekspor listrik ke AS 25 persen, meski akhirnya tidak diterapkan, dan AS tetap mempertahankan tarif impor setengah (25 persen) dari yang diputuskan sebelumnya.

Sementara itu, investor juga cenderung hati-hati menunggu data inflasi Februari 2025 yang menurut konsensus akan naik 0,3 persen mom, dan 2,9 persen yoy, lebih rendah dari sebelumnya 0,5 persen mom/3 persen yoy.

Perosotan indeks bursa Wall Street, dan aksi jual investor asing diprediksia menjadi sentimen negatif pasar. Lonjakan beberapa komoditas seperti minyak mentah, timah, emas, batu bara, tembaga, dan pulp berpeluang menjadi katalis positif untuk indeks harga saham gabungan (IHSG). 

Oleh karena itu, sepanjang perdagangan hari ini, Rabu, 12 Maret 2025, Indeks diprediksi bergerak bervariasi cenderung melemah. Indeks akan mengitari kisaran support 6.495-6.445, dan resistance level di posisi 6.600-6.650. 

Menilik data itu, Retail Research CGS International Sekuritas Indonesia merekomendasikan sejumlah saham laik koleksi. Yaitu, Astra (ASII), Bank BNI (BBNI), Japfa (JPFA), AKR Corporindo (AKRA), Mitra Adiperkasa (MAPI), dan Surya Semesta (SSIA). (*)