EmitenNews.com -PT Bima Sakti Pertiwi Tbk (PAMG) optimistis kinerja keuangan bakal pulih tahun ini, seiring pencapaian pada kuartal I-2023 yang berhasil meraih laba bersih dibandingkan periode sama tahun lalu yang merugi.

 

Berdasarkan laporan keuangan, Bima Sakti Pertiwi berhasil membalikkan keadaan dari rugi bersih sebesar Rp 830,04 juta pada kuartal I-2022 menjadi laba bersih Rp 279,20 juta pada kuartal I-2023.

 

Perbaikan kinerja itu seiring dengan pendapatan yang naik 6,08% menjadi Rp 13,61 miliar dari Rp 12,83 miliar. Pendapatan terbesar Bima Sakti Pertiwi masih diperoleh dari pendapatan sewa Rp 6,75 miliar atau berkontribusi 50%. Sisanya disumbang dari bisnis pengelolaan.

 

Direktur Utama Bima Sakti Pertiwi, Christopher Sumasto Tjia mengatakan bahwa keyakinan akan pemulihan kinerja perseroan tahun ini didorong oleh optimisme pertumbuhan ekonomi yang akan berlanjut di tahun ini. Berbagai indikator domestik dan eksternal menunjukkan ketahanan perekonomian Indonesia cukup impresif.

 

Christopher menambahkan, tahun ini PAMG akan terus berupaya untuk meningkatkan tingkat kunjungan di Mal Pekanbaru dengan mengadakan banyak acara kegiatan hiburan, perayaan dan sejenisnya serta melengkapi varian F&B ( food and beverages ).


"Dalam waktu 3 tahun ke depan, kami akan fokus melebarkan unit bisnis F&B, misalnya foodcourt dan menawarkan unit-unit yang tersedia kepada perusahaan dengan merek dagang terkenal, branded , dan memberikan harga sewa yang "bersahabat" kepada pemilik UMKM . Kami juga menyiapkan konsep Jewelery Center guna menarik kalangan," tuturnya.

 

Lebih lanjut dia menjelaskan, prospek bisnis PAMG sebetulnya ditopang dengan keunggulan wilayah Riau, khususnya Pekanbaru yang menjadi basis operasi. Sebagai salah satu kota di Riau, Pekanbaru memiliki kontribusi yang tinggi dalam merealisasi program pemerintah antara lain dengan pusat perbelanjaan dan tempat wisata, seperti Bukit Warna Warni, Bukit Kapur Air Hitam, Danau Lembah Sari dan Taman Rekreasi Alam Mayang.

 

"Pekanbaru juga merupakan pintu masuk bagi wisatawan nusantara dan mancanegara yang ingin mengunjungi Riau. Karena itu kebutuhan akan perhotelan dan kunjungan pusat perbelanjaan diperkirakan meningkat," jelasnya.

 

Apalagi, katanya, pola belanja online saat ini tidak memberikan efek rekreasi dan hiburan bagi konsumen, sedangkan belanja offline dapat terdapat memberikan ruang sosialisasi, hiburan, rekreasi serta pengalaman tersendiri. "Sebab itu, kami optimistis peluang ini akan kami maksimalkan demi mendorong kinerja perusahaan tahun ini," ujar Christopher.


"Sejalan dengan mulai berakhirnya pandemi dan selesainya pembatasan sosial, maka jalur wisata pun telah terbuka. Sebab itu kami optimistis tingkat wisatawan dan tingkat pengunjung mal akan meningkat sehingga berpengaruh positif terhadap pencapaian kinerja kami," kata Christopher dalam paparan publik yang digelar secara online , Kamis (25/5/2023).