EmitenNews.com - Indonesia memegang peran penting dalam agenda global untuk tantangan perubahan iklim. Indonesia memiliki keunggulan komparatif dari sisi geografis untuk pengurangan emisi gas rumah kaca. Indonesia memiliki banyak 'senjata' untuk mengurangi emisi gas rumah kaca global. Misalnya, yang paling banyak menyerap karbon adalah mangrove dan gambut.

Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq mengungkapkan hal tersebut dalam keterangannya yang dikutip Rabu (27/8/2025).

Sebagai negara berkembang dengan jumlah penduduk 286 juta jiwa, menjadikan Indonesia memegang peran penting dalam agenda global untuk tantangan perubahan iklim. Dari sisi geografis, Indonesia memiliki banyak keunggulan untuk pengurangan emisi gas rumah kaca.

"Diperlukan langkah-langkah yang nyata dan terintegrasi. Kita memiliki keunggulan komparatif luar biasa," ungkap Hanif Faisol Nurofiq dalam sambutannya secara virtual di acara Forum Nasional Pekan Iklim Bali 2025, Denpasar, Senin (25/8/2025).

Pertama, Indonesia memiliki hutan mangrove seluas 3,4 juta hektare dengan habitatnya seluas 700 ribu hektare. Dengan hutan mangrove cukup besar itu, Indonesia berperan penting untuk mengurangi karbon global secara maksimal.

Keberadaan mangrove yang merata di seluruh provinsi, kecuali di pegunungan, ekosistem ini sangat penting. Indonesia memiliki mangrove dengan kapasitas kemampuan penyerapan emisi luar biasa itu, 20% dari mangrove dunia, sesuatu jumlah yang sangat besar.

Indonesia juga memiliki ekosistem gambut seluas 13,1 juta-13,4 juta hektare pada 7-8 provinsi. Dengan begitu, Indonesia memiliki serapan karbon yang sangat besar. Bahkan lebih dari 56,6 juta ton karbon tersimpan di ekosistem gambut.

Sayangnya, hari ini gambut Indonesia mengalami masalah serius yaitu munculnya lebih dari 300 kilometer kanal-kanal yang membelah lahan gambut untuk perkebunan. Kanal-kanal ini berdampak pada kekeringan lahan gambut.

"Ini menjadi perhatian serius kita. Keberadaan ekosistem ini tidak boleh dinafikan. Diharapkan Indonesia mampu berkontribusi sangat besar dan contoh dunia untuk penanganan emisi gas rumah kaca," sebutnya.

Indonesia juga memiliki hutan cukup besar, yakni 12,7 juta hektare yang tersebar hampir di seluruh provinsi. Indonesia juga punya padang lamun hingga coral reef atau terumbu karang dengan luasan cukup besar. Ini sangat penting bagi Indonesia mengurangi gas emisi rumah kaca global dengan caranya sendiri.

"Indonesia berkomitmen untuk mengurangi gas rumah kaca dengan caranya sendiri sebesar 31,89% dan upaya dukungan internasional sebesar 43,20%," tegas Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq. ***