EmitenNews.com—Seiring dengan program pemerintah dalam pemulihan ekonomi nasional, pasar modal syariah menunjukkan peranannya dengan mencatatkan kinerja pertumbuhan yang signifikan. Investor saham syariah di Indonesia terus mencatatkan pertumbuhan, sampai dengan Juli 2022 terdapat 112.248 investor atau meningkat 384 persen dalam lima tahun terakhir, dengan tingkat keaktifan mencapai 22,3 persen. 


Data per 26 Agustus 2022 menunjukkan bahwa komposisi pasar saham syariah di Indonesia masih cukup dominan, dengan jumlah saham syariah mencapai 61 persen dari total saham yang tercatat di PT Bursa Efek Indonesia (BEI). Sedangkan kapitalisasi pasar saham syariah mencapai 47 persen dari total kapitalisasi pasar di BEI. Dari nilai rata-rata transaksi harian, perdagangan saham syariah berkontribusi sebesar 51 persen, frekuensi transaksi 65 persen dan volume transaksi sebanyak 50 persen.


Sejalan dengan pencapaian tersebut, serta guna meningkatkan literasi dan inklusi masyarakat terhadap pasar modal syariah, BEI menjalin kerja sama dengan Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta melalui penandatanganan nota kesepahaman atau MOU. Ruang lingkup kerja sama antara BEI dan UNU Yogyakarta yang tertuang dalam nota kesepahaman tersebut meliputi penyelenggaraan penelitian, pengembangan, pendidikan dan program pengabdian kepada masyarakat terkait pasar modal syariah.


Penandatanganan nota kesepahaman antara BEI dan UNU Yogyakarta tersebut diselenggarakan pada Jumat, 2 September 2022 di Yogyakarta. Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangkaian kegiatan “Seremoni Penandatanganan MOU Kerja Sama antara BEI dan Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta serta dilanjutkan dengan Talk show Santri Berani Investasi”.


Acara diawali dengan sambutan Rektor UNU Yogyakarta Widya Priyahita Pudjibudojo, dalam sambutannya Rektor UNU mengatakan bahwa saat ini keuangan syariah tumbuh sangat pesat. Namun, generasi muda baik itu santri atau mahasiswa masih belum banyak ambil bagian. UNU tergerak untuk ikut mengupayakan literasi. "Acara pagi ini bertujuan untuk memperkenalkan serta mengedukasi generasi muda atas ragam investasi utamanya saham syariah. Harapannya mereka mampu berdaya secara ekonomi melalui produk investasi yang tepat," terang Widya. 


Kemudian, Widya menegaskan bahwa BEI merupakan mitra yang strategis, "Semoga inisiasi program bersama ini serta penandatanganan MoU, dapat menjadi awal kolaborasi yang produktif antara Sharia Finance and Digital Economy (SHAFIEC) UNU Yogyakarta dengan BEI dalam memajukan keuangan syariah di Indonesia," pungkas Widya.


Setelah Rektor UNU, Direktur BEI Jeffrey Hendrik menyampaikan sambutannya dengan mengatakan “Sebagaimana yang tertuang dalam nota kesepahaman tersebut, kami berharap BEI bersama dengan UNU Yogyakarta, yang juga berperan sebagai penghubung dengan Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama lainnya di Indonesia, gaung semangat investasi di pasar modal syariah Indonesia semakin terdengar di masyarakat, khususnya bagi kaum Nahdlyin yang jumlahnya sangat besar dan tersebar di Indonesia.”


Pada kesempatan tersebut diselenggarakan pula talk show dengan tema “Santri Berani Investasi”, yang dimoderatori oleh Ramadhanti Firmaningsih dan menghadirkan tiga narasumber yang kompeten di bidangnya yaitu Kepala Divisi Pasar Modal Syariah BEI Irwan Abdalloh, Wakil Direktur SHAFIEC-UNU Dian Kartika Rahajeng, dan Pemilik Mazaya Group Khilma Anis. Peserta talk show ini terdiri dari perwakilan pengurus wilayah dan perwakilan Badan Otonom NU Yogyakarta, akademisi dan mahasiswa UNU Yogyakarta, serta para perwakilan santri dari 10 pondok pesantren yang ada di Yogyakarta.


Dengan adanya kerja sama ini diharapkan dapat mendorong kemajuan serta peningkatan literasi serta inklusi pasar modal syariah secara masif dan efektif. Kerja sama antara BEI dan UNU Yogyakarta menunjukan komitmen dan semangat untuk terus memajukan pasar modal syariah Indonesia di tengah pemulihan ekonomi nasional.