EmitenNews.com - Strategi peningkatan ekspor sebagai pintu masuk pemulihan ekonomi nasional semakin menunjukkan hasil positif. Selama pandemi Covid-19, permintaan akan produk-produk Indonesia semakin tinggi.


Dari Amerika Serikat, misalnya, terdapat tujuh buyer yang memborong produk Indonesia, termasuk produk UKM, senilai USD 175 juta atau Rp2,51 triliun.


Prestasi membanggakan tujuh buyer itu membuat posisi perdagangan Indonesia-Amerika semakin meyakinkan. Hal ini bisa dilihat dari data perdagangan produk Indonesia periode Januari–Oktober 2021 yang makin meningkat.


Total perdagangan Indonesia–AS mengalami peningkatan 30,99 persen dibandingkan periode yang sama pada 2020 dengan nilai USD 21,9 miliar.


Atas prestasi ini, pemerintah Indonesia mengganjar buyer asal AS dengan memberikan anugerah penghargaan “Trade with Remarkable Indonesia Awards 2021.” Mereka adalah Solaris Paper, Western Plastics, America’s Gold, Miss Lola, The North Face, Iguana Import Gallery, dan BKG Service Corporation.


“Para buyer tersebut telah berperan penting terhadap pasar ekspor Indonesia, terlebih selama pandemi Covid-19,” tegas Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan Suhanto usai penganugerahan “Trade with Remarkable Indonesia Awards 2021” di kantor Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Los Angeles, AS pada beberapa waktu lalu, Senin (29/11).


Menurut Suhanto, Indonesia mengapresiasi segenap buyer asal AS yang telah konsisten mengimpor produk-produk Indonesia. Meski baru sebagian yang memanfaatkan skema Generalized System of Preference (GSP), Kemendag tetap mendorong pemanfatan GSP semaksimal mungkin, sejalan dengan upaya pemerintah Indonesia mempertahankan status Indonesia di bawah GSP.


Suhanto menambahkan, produk-produk yang diimpor tersebut antara lain mebel (BKG Service Corp), pakaian (Miss Lola dan The North Face), kerajinan tangan (Iguana Import), kertas tisu (Solaris Paper), PVC cling film (Western Plastics), dan perhiasaan (America’s Gold).


Terdapat tiga kriteria yang digunakan dalam pemilihan penerima perhargaan ini. "Kriteria pertama, importir di bawah GSP. Dalam upaya peningkatan ekspor dalam skema GSP, terdapat tiga pembeli setia produk-produk Indonesia.


Antara lain Western Plastics sebagai pemasok produk-produk PVC cling film dengan kotak pemotong, bungkus aluminium, serta wadahnya; America’s Gold sebagai perusahaan perhiasan di Los Angeles yang berspesialisasi dalam menjual perhiasan emas 10 dan 14 karat. Lalu ada perusahaan kertas tisu Solaris Paper yang memasok para pengecer serta pasaran Away-From-Home (AFH).


Pada 2021, Western Plastics membeli produk dari Indonesia senilai USD 3,27 juta; America’s Gold membeli produk dari perusahaan UBS senilai USD 30,8 juta; dan Solaris Paper membeli produk dari Sinarmas senilai USD 86,5 juta.


"Kriteria kedua, importir produk top ekspor Indonesia 2021 yaitu produk mebel, furnitur, dan pakaian," jelas Suhanto.


Importir-importir tersebut antara lain perusahaan produk aktivitas luar ruangan The North Face yang berpusat di Alameda, California, toko mebel dan kerajinan tangan tradisional Iguana Imports yang berada di Long Beach, California; dan kontraktor BKG Service Corporation yang bekerja sama dengan pemilik hotel, investor, dan perusahaan manajemen properti.


Pada 2021, The North Face membeli pakaian luar ruangan dari Pan Brothers senilai USD 46 juta; Iguana Import Gallery membeli dari UKM Indonesia, seperti D’Art Corporation, senilai USD 450 ribu; dan BKG Service Corp membeli mebel dari American Furniture Manufacturing senilai USD 8,35 juta.


Kriteria ketiga, importir produk UKM yang telah memiliki merek sendiri. Miss Lola adalah situs perdagangan elektronik yang menawarkan berbagai macam produk pakaian untuk wanita. Pada 2021, Miss Lola membeli produk-produk dari UKM Indonesia yang telah memiliki merek sendiri, seperti Everina, senilai USD 10 ribu. Penghargaan kepada Miss Lola tersebut merupakan upaya Kemendag untuk mendukung reputasi dan performa ekspor UMKM di Indonesia.(fj)