EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan mengorbit zona merah hari ini, Jumat (14/1). Kemungkinan masih ditopang penguatan sektor energi menyusul lonjakan harga batu bara.
Koreksi IHSG itu, akibat terhambatnya pengiriman kapal keluar terkait masalah izin. Para investor juga masih menunggu rilis hasil ekonomi neraca perdagangan akan diumumkan pada Senin (17/1) depan.
”IHSG akan bergerak pada rentang support 6.630, dan resisten 6.680,” tutur Alwin Rusli, Research Analis Reliance Sekuritas, Jumat (14/1).
Memang kemarin IHSG naik, namun secara grafik terlihat candlestick tidak terjadi loncatan secara signifikan. Di samping itu, hampir terbentuk pola matching low yang mengindikasi adanya sinyal bullish. Beberapa saham berpotensi naik yaitu INDF, BBYB, TBIG, ADRO, MDKA, BFIN, TNCA, dan AGRO.
IHSG kemarin menguat 0,17 persen menjadi 6.658,356. Itu karena arus net buy investor asing senilai Rp571 miliar. Para investor mencermati revisi kebijakan domestic market obligation (DMO) batu bara. Sektor pendorong kenaikan bursa yaitu infrastruktur naik 1,90 persen, industri surplus 1,28 persen, dan material dasar menguat 0,77 persen. Investor asing memburu saham BBCA, BBRI, dan ADRO.
Sementara itu, bursa saham Amerika Serikat (AS) Wall Street, melemah serempak. Itu disebabkan makin yakin The Fed memberi sinyal bersiap-siap menaikkan tingkat suku bunga pada Maret mendatang. Itu respons negatif, terutama para investor saham-saham growth, terlihat dari indeks Nasdaq mengalami pelemahan paling dalam.
Bursa Asia pada ini merespons negatif kabar kurang mengenakkan buras AS. Indeks Nikkei minus 1,3 persen, dan indeks Kospi melemah 0,7 persen. Ancaman kenaikan tingkat suku bunga menjadi sentimen utama. (*)
Related News

Produksi Migas PHE Tumbuh 5% dalam Tiga Tahun Terakhir

Perkuat Struktur, Kemenkeu Bentuk Tiga Unit Baru Strategis

RI-Singapura Gelontorkan USD10 Miliar Garap Energi Hijau

IHSG Ditutup Turun 0,68 Persen, 3 Saham LQ45 Ini Pemicunya

Pelanggan KA Panoramic Januari-Mei 2025 Bertambah 34,38 Persen

Kemenperin Inisiasi Siprosatu, Percepat Digitalisasi Industri Sawit