Wall Street Anjlok, IHSG Masih Tertekan

Seseorang berjalan melintas dengan latar layar menampilkan pergerakan IHSG. FOTO - ISTIMEWA
EmitenNews.com - Indeks bursa Wall Street kemarin ditutup melemah signifikan. Kondisi itu, membuat S&P500 dan Nasdaq mencatat rekor pelemahan terburuk sejak 2022. Itu dipicu performa buruk laporan keuangan emiten teknologi berkapitalisasi besar yaitu Alphabet, dan Tesla.
Alphabet ambles 5,04 persen, dan Tesla longsor 12,33 persen. Itu memicu efek berantai terhadap saham teknologi lain macam Nvidia susut 6,80 persen, dan Microsoft terkoreksi 3,59 persen.
Kejatuhan Indeks bursa Wall Street itu, diprediksi menjadi sentimen negatif pasar. Lonjakan beberapa harga komoditas seperti minyak mentah, batu bara, timah, pulp, dan mulai cukup banyak emiten merilis kinerja kuartal II-2024 berpeluang menjadi sentimen positif untuk indeks harga saham gabungan.
Oleh karena itu, IHSG sepanjang perdagangan hari ini Kamis, 25 Juli 2024 diprediksi bergerak bervariasi cenderung melemah. IHSG akan mengorbit kisaran support 7.215-7.170, dan resistance 7.310-7.360.
Menilik data itu, Retail Research CGS International Sekuritas Indonesia merekomendasikan beberapa saham berikut. Adaro (ADRO), Amman (AMMN), Adi Sarana (ASSA), Bank BNI (BBNI), Summarecon (SMRA), dan Pakuwon (PWON). (*)
Related News

IHSG Ditutup Naik 0,72 Persen, Ini Pendorongnya

PPATK Blokir 5 Ribu Rekening Terkait Judol Senilai Rp600 Miliar

Ekspor Industri Kerajinan pada 2024 Tembus USD679 Juta

Kejar Target Lifting, Bahlil Minta ENI Percepat Proyek Migasnya

Ikuti Jejak Wall Street, IHSG Kembali Menguat

Orbit Zona Hijau, IHSG Jajal Level 6.800