Wall Street Menyala, IHSG Cenderung Koreksi
Petugas kebersihan menyisir teras depan area Bursa Efek Indonesia. FOTO - ISTIMEWAi
EmitenNews.com - Indeks bursa Wall Street akhir pekan lalu kompak ditutup menguat. Itu ditopang lonjakan saham sektor teknologi. Apple melejit 4,24 persen menjadi salah satu saham sektor teknologi penopang penguatan indeks terutama S&P500 dan Nasdaq.
Penguatan Apple itu terjadi setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan mengenakan tarif impor 100 persen untuk semikonduktor, dan chip dengan pengeculian tarif impor bagi perusahaan yang membangun pabrik di Amerika. Kondisi tersebut akan menguntukan Apple.
Maklum, produsen iPhone itu telah berkomitmen menanam investasi USD600 miliar dalam empat tahun ke depan untuk membangun pabrik di Amerika. So, penguatan mayoritas bursa Wall Street, harga beberapa komoditas seperti crude palm oil (CPO), batu bara, nikel, emas, dan tembaga menjadi sentimen positif pasar.
Sementara itu, aksi jual investor asing kembali merebak setelah dalam beberapa hari sebelumnya mencatat pembelian bersih berpeluang menjadi katalis negatif untuk indeks harga saham gabungan (IHSG). Dengan begitu, indeks diprediksi bergerak bervariasi cenderung melemah.
Sepanjang perdagangan hari ini, Senin, 11 Agustus 2025, indeks akan mengitari kisaran support 7.450-7.370, dan resistance 7.615-7.700. Berdasar data itu, Retail Research CGS International Sekuritas Indonesia menyarankan investor mengoleksi saham-saham berikut. Yaitu, BTPS, CTRA, DSNG, AALI, EXCL, dan SCMA. (*)
Related News
DPR Dorong Perbankan Lebih Proaktif Jangkau Pelaku UMKM
IHSG Menguat 0,25% di Sesi I, Saham Teknologi dan Properti Ngegas
Jumlah Mobil Listrik di Jatim 3.500 Unit
Tumbuh 5,19 Persen, ILMATE Sumbang 24,75 Persen Industri Pengolahan
Ditengah Kabar IPO, Neo Energy Dikabarkan Gandeng Volkswagen Group
Lanjut Menguat, IHSG Uji Level 8.454





