EmitenNews.com - Kasus Omicron di Indonesia terus meningkat, sejak ditemukan di Indonesia, 15 Desember 2021. Pada Jumat (21/1/2022), bertambah 238 penderita infeksi varian baru virus Corona itu, sehingga seluruhnya sudah mencapai 1.078 orang. Kemarin, Kamis (20/1/2022), tercatat total 840 kasus. Pemerintah meminta warga mewaspadai penyebaran varian baru virus Corona yang awalnya ditemukan di Afrika Selatan, November 2021 itu.


Dalam keterangannya kepada pers, Jumat, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, mengungkapkan, dari jumlah total 1.078 kasus Omicron tersebut, 257 kasus merupakan transmisi lokal. Jadi, berhati-hatilah. Karena penularan melalui warga yang tidak memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri, alias transmisi lokal.


Sedangkan sebanyak 756 kasus tercatat akibat penularan dari pelaku perjalanan luar negeri (PPLN). Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga mencatatkan sebanyak 65 kasus, yang masih dalam penyelidikan epidemi, apakah dari penularan transmisi lokal atau merupakan pelaku perjalanan luar negeri.


Dari seribuan lebih penderita Omicron, sebagian besar pasien yang terpapar varian baru virus Corona itu, sudah mendapatkan suntikan vaksinasi Covid-19 dosis lengkap. Karena itu, pemerintah meminta masyarakat untuk tetap waspada dan selalu berhati-hati.


Terutama bagi masyarakat yang tetap berkeinginan melakukan perjalanan luar negeri. Pasalnya, data Kemenkes menunjukkan, 75 persen kasus Omicron di Indonesia, berasal dari pelaku perjalanan luar negeri.


Pemerintah melalui Kemenkes menyebut, lima negara ini masih mendominasi temuan kasus Omicron di Indonesia. Yakni dari Arab Saudi, Turki, Uni Emirat Arab, Amerika Serikat dan Malaysia.


Dari hasil monitoring Kemenkes, kasus probable Omicron mulai naik sejak awal tahun 2022. Kasus ini mayoritas berasal dari pelaku perjalanan luar negeri. Karena itu, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan perjalanan ke luar negeri untuk sementara ini.


Luhut yang juga Koordinator PPKM Jawa - Bali juga mendorong masyarakat untuk lebih disiplin menerapkan 3T (Testing, Tracing, Treatment). Di luar itu, harus aktif melakukan pemantauan dan pelaporan terhadap penemuan cluster-cluster baru Covid-19. ***