EmitenNews.com—Prestasi IHSG yang selalu sukses menghijau di bulan Desember, pada tahun 2022 kemarin terpatahkan. Tahun 2022 pasar modal menghadapi ujian luar biasa.

 

Negara maju mengalami pelemahan ekonomi dan ada konflik geopolitik, membuat distribusi terkunci. Kompleksitas ini menimbulkan dampak di pasar modal Indonesia secara langsung. Sementara sejumlah bank sentral justru memilih menaikkan suku bunga untuk tidak memperparah inflasi.

 

Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama 2022 lalu bisa dibilang lesu. Bagaimana tidak, meski sepanjang tahun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami kenaikan, akan tetapi naiknya hanya 4,09 persen saja.

 

Bandingkan dengan pertumbuhan IHSG pada 2021 lalu yatu menguat 10,08%.

 

Namun, waktu telah berlalu. Saat ini sudah saatnya memulai dan memupuk tahun 2023 dengan penuh optimisme meski harus tetap waspada.

 

PT Kanaka Hita Solvera, perusahaan yang bergerak di bidang jasa konsultasi keuangan dan investasi menyebut ada beberapa saham pilihat yang berpotensi menguat cukup signifikan untuk tahun 2023 ini.

 

Dalam keterangannya kepada Media, Senin (2/1/2023), analis Kanaka Hita Solvera Raditya Krisna Pradana mengatakan saham TAYS di rekomendasikan BUY dengan target harga 1.000 dengan potensi return hingga 115 persen dengan asumsi merupakan salah satu emiten dalam sektor yang paling aman dari dampak resesi. 

 

Menambah chanel distribusi ke Amerika (untuk produk biskuit) dan Saudi (merupakan pasar baru untuk produk Tricks). Sebelumnya, chanel distribusi TAYS sudah meliputi : Southeasy Asia, China, Taiwan, Korea, Australia, Middle East. 

 

Selain itu, di tahun 2022 TAYS berhasil masuk 800 outlet Burlington USA. Di tahun ini (2023), kami proyeksikan kondisi fundamental dari TAYS akan meningkat karena didorong oleh peningkatan ekspor dan inovasi-inovasi yang dilakukan.