Selanjutnya yang menjadi rekomendasinya adalah KRYA dengan target di 800 diperkirakan potensial return 45 persen di topang oleh sentimen menjadi salah satu emiten IPO 2022 tersukses menurut kami, karena berhasil mencetak return sebesar 340% (per closing 2/1/2023) pasca IPO. 

 

Memiliki fundamental yang solid. Rasio utangnya lebih rendah jika dibandingkan dengan emiten BUMN Karya, sedangkan rasio profitabilitasnya lebih tinggi jika dibandingkan dengan emiten BUMN Karya. Ambil bagian dalam proyek IKN. 

 

Selanjutnya ada ARTO yang direkomendasikan BUY dengan target di 4.790 dengan potensi return 31 persen. Katalis penopangnya adalah kenaikan suku bunga masih berlangsung hingga saat ini dan akan masih terus berlangsung ketika suku bunga acuan tinggi -> katalis positif emiten perbankan, tak terkecuali bank digital. 

 

Big banks sudah mengalami peningkatan signifikan terkait katalis ini. Bank digital menurut kami “lagging” dalam pergerakannya, namun tidak dengan prospeknya. 

 

Menyusul di posisi selanjutnya ada BBYB yag di targetkan menguat ke 835 dengan potensi return 27 persen. Katalis kenaikan suku bunga masih berlangsung hingga saat. Katalis kenaikan suku bunga masih berlangsung hingga saat ini dan akan masih terus berlangsung ketika suku bunga acuan tinggi -> katalis positif emiten perbankan, tak terkecuali bank digital. 

 

Big banks sudah mengalami peningkatan signifikan terkait katalis ini. Bank digital menurut kami “lagging” dalam pergerakannya, namun tidak dengan prospeknya.

 

Lalu yang terakhir Raditya Krisna Pradana merekomendasikan saham PTPP yang diprediksi bisa menguat ke 895 dengan return 24 persen. Hal ini dipicu ketika suku bunga dan inflasi berhasil dikembalikan ke kondisi semula sebelum krisis, maka emiten konstruksi akan diuntungkan. Hal ini dikarenakan emiten konstruksi biasanya memiliki beban bunga tinggi, ketika suku bunga meningkat, maka beban bunga meningkat dan membebani laba bersih yang dihasilkan. 

 

Memiliki rasio utang terendah jika dibandingkan dengan emiten BUMN Karya lainnya (sebesar 199% sedangkan DER BUMN Karya lainnya berkisar di atas 200%), sehingga menurut kami risiko bisnisnya paling minimum.