EmitenNews.com - Bank Negara Indonesia (BBNI) telah meneken perjanjian akuisisi bank. Disebut-sebut, BNI mencaplok PT Bank Mayora, entitas usaha Mayora Group. Proses akuisisi bank tersebut sudah mencapai kesepakatan awal. ”Saat ini, proses sedang finalisasi,” tutur Direktur Utama BNI Royke Tumilar, kepada media, Selasa (19/10).
Berdasar informasi, kesepakatan itu diteken akhir pekan lalu. Bank Mayora sebagai bank umum kelompok usaha II. Akuisisi itu, dilakukan untuk mengakselerasi bisnis bank digital. Maklum, BNI memiliki image digital. Itu seiring transformasi digital tengah gencar dilakukan perseroan.
Tidak dipungkiri, BNI mempunyai kriteria untuk menjadi bank digital, harus memiliki kriteria, dan tidak asal ambil. Teknologi penting menjadi pertimbangan. Rencana akuisisi itu, sejatinya sejalan dengan pertumbuhan ke depan. Apalagi, saat ini, secara modal, BNI makin solid.
Saat ini, perseroan tengah memasuki tahapan lebih serius mengenai rencana aksi korporasi berpartner dengan pihak ketiga. Itu merupakan salah satu bagian dari inisiatif transformasi perseroan untuk mengembangkan kapabilitas digital melalui strategi organik maupun anorganik, berfokus pada segmen SME.
Sumber pendanaan aksi korporasi berasal dari modal perusahaan, dan bukan dari utang. Rencana aksi korporasi itu, telah tertuang dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) perseroan. Perseroan selalu mematuhi peraturan berlaku, dan asas-asas dijunjung dalam berkontrak. ”Oleh karena itu, apabila proses aksi korporasi telah mencapai tahapan yang diperbolehkan untuk melakukan keterbukaan informasi, perseroan akan melakukan sesuai ketentuan berlaku,” tutur Mucharom, Corporate Secretary BNI, seperti dilansir Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (19/10).
Menyusul aksi itu, saham BNI ditutup meroket 150 poin (2,12 persen) menjadi Rp7.225 per saham. Saham BNI menyentuh level terendah Rp7.025 per saham, posisi tertinggi Rp7.225 per saham, dan pembukaan Rp7.150 per lembar. Sepanjang perdagangan, saham pemilik kapitalisasi pasar Rp124,62 triliun itu, ditransaksikan pada volume 64.093.400 lembar dengan frekuensi 12.771 kali senilai Rp457,47 miliar. (*)
Related News
Divestasi 1,8 Miliar Saham SKLT, Alamiah Sari Raup Rp307 Miliar
Penjualan Melorot, Rugi MEDS Kuartal III 2024 Susut 21 Persen
Naik 44 Persen, HATM Kuartal III 2024 Serok Pendapatan Rp562,99 Miliar
Laba dan Penjualan Drop, Simak Performa PGUN Kuartal III 2024
Surplus 10 Persen, Laba MLBI Kuartal III 2024 Sentuh Rp762,74 Miliar
Anjlok 28 Persen, Laba UNVR Kuartal III 2024 Sisa Rp3 Triliun