EmitenNews.com -PT BFI Finance Indonesia (BFIN) meraih fasilitas pinjaman sindikasi sebesar USD150 juta atau sekitar Rp 2,2 triliun. Dana ini rencananya digunakan untuk modal kerja.

 

"BFI Finance telah menandatangani perjanjian fasilitas sindikasi pinjaman berjangka yang dijamin sebesar US$ 150 juta," ungkap Direktur BFI Finance Sudjono seperti yang diumumkan melalui keterbukaan Bursa Efek Indonesia, Rabu (3/5/2023).

 

Pinjaman sindikasi ini melibatkan Standard Chartered Bank dan United Overseas Bank Limited sebagai Mandated Lead Arrangers and Bookrunners, serta Standard Chartered Bank (Hong Kong) Limited sebagai Agen Fasilitas (Agent). Adapun PT Bank Central Asia Tbk bertindak sebagai Agen Jaminan (Security Agent).

 

"Fasilitas pinjaman tersebut berjangka waktu sampai dengan tiga tahun dari tanggal penarikan dan akan digunakan untuk modal kerja dalam kegiatan usaha pembiayaan," imbuh Sudjono.

 

Sementara jika mengacu pada laporan keuangan BFI Finance sampai Maret 2023, perusahaan tercatat memiliki pinjaman yang diterima mencapai Rp 10,79 triliun. Nilai tersebut naik 5,29% year to date (ytd) dibandingkan akhir Desember 2022 sebesar Rp 10,25 triliun.

 

Dengan penambahan pinjaman tersebut dan kewajiban lainnya, liabilitas BFI Finance naik 11,50% (ytd) menjadi Rp 14,69 triliun. Sementara total aset mencapai Rp 23,96 triliun, meningkat 9,26% (ytd) dan ekuitas terjaga solid di posisi Rp 9,27 triliun yang meningkat 5,88% (ytd).

 

Guna mengamankan kebutuhan modal kerja selama tahun ini, BFI Finance juga telah melakukan penandatanganan perjanjian kredit dengan beberapa bank terkemuka di tanah air. Selain itu Perusahaan kembali menerbitkan obligasi sebagai salah satu sumber pendanaan setelah sempat vakum di tahun lalu.

 

BFI Finance telah menerbitkan obligasi berkelanjutan sebanyak dua kali dengan nilai emisi sebesar Rp 2,7 triliun, yang juga didukung derasnya likuiditas perbankan. Obligasi tersebut masing-masing PUB V tahap III sebesar Rp1,1 triliun dan PUB V tahap IV sebesar Rp1,6 triliun. Hal ini membantu disebut berhasil mengamankan posisi likuiditas perusahaan.