IHSG Ditutup Turun 0,66 Persen, Saham Ini Pemicunya

Ilustrasi gambar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI)
EmitenNews.com - Pada akhir perdagangan hari ini, Senin (15/7), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan sebesar 48,71 poin atau 0,66% menjadi 7.278,86 di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Dari total 792 saham yang diperdagangkan, 255 saham mengalami kenaikan, 320 saham mengalami penurunan, dan 217 saham stagnan.
Sebanyak Lima indeks sektoral yang menguat, seperti sektor transportasi yang naik 0,89%, sektor teknologi naik 0,53%, dan sektor barang konsumen primer naik 0,30%, berkontribusi terhadap penopangan IHSG.
Sementara itu, enam indeks sektor yang turun terdalam adalah sektor infrastruktur yang turun 1,05%, sektor barang baku turun 0,53%, dan sektor kesehatan turun 0,44%.
Total volume perdagangan mencapai 14,88 miliar saham dengan nilai Rp 8,76 triliun.
Saham-saham yang mengalami penurunan harga diantaranya BREN sebesar Rp400 menjadi Rp9.050 per lembar dan BYAN sebesar Rp375 menjadi Rp17.975 per lembar serta NFCX sebesar Rp280 menjadi Rp2.230 per lembar.
Saham-saham yang teraktif diperdagangkan diantaranya BBRI sebanyak 36.497 kali senilai Rp914,08 miliar kemudian LABS sebanyak 21.439 kali senilai Rp30,7 miliar dan ATLA sebanyak 20.547 kali senilai Rp23,1 miliar.
Saham-saham top gainers dalam indeks LQ45 hari ini meliputi PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) naik 4,55%, PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) naik 2,07%, dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) naik 1,93%.
Sedangkan saham-saham top losers LQ45 termasuk PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) turun 3,61%, PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) turun 3,33%, dan PT Harum Energy Tbk (HRUM) turun 3,17%.
Related News

Siapkan Penguatan Ekosistem Asuransi Kesehatan, OJK Tunda SE No.7/2025

Kejar Pertumbuhan 8 Persen, Tiga Juklak Perizinan Berusaha Direvisi

NFA Terbitkan Regulasi Sistem Distribusi Pangan

Pasar Modal RI Didominasi Usia di Bawah 30 Tahun, Total Aset Rp42,54T

Kementerian ESDM Setujui DPR, RKAB Izin Minerba Dievaluasi Tiap Tahun

BEI Ungkap Alasan di Balik Perpanjangan Masa Penawaran IPO