INTP Genjot Porsi RDF 42 Persen, Simak Alasannya
Suasana pabrik terbesar besutan Indocement di Citeureup, Bogor, Jawa Barat. FOTO - ISTIMEWA
EmitenNews.com - Pelaku usaha mulai mengamankan sumber sampah sebagai bahan bakar. Itu penting untuk menekan biaya operasional seiring rencana pemerintah membangun stasiun Pengolahan Sampah Energi Listrik (PSEL) 33 kota seluruh Indonesia terlaksana.
Direktur Indoccement, Oey Marcos mengatakan perseroan telah lebih mengedepankan pengelolaan sampah berkelanjutan melalui pemanfaatan Refuse-Derived Fuel (RDF) sebagai bahan bakar alternatif pengganti batu bara. “Kalau kami prinsipnya waste to fuel berbeda dengan Danantara yang mengusung konsep waste to energy,” tutur Oey Marcos belum lama ini.
Dia menjelaskan konsep waste to energy lebih cocok pada daerah-daerah tidak memiliki pabrik semen. Sebaliknya, kalau daerah tersebut telah berdiri pabrik semen, lebih efisien menggunakan konsep waste to fuel. Konsep waste to fuel lebih efisien sebab suhu tungku bakar pabrik semen mencapai 1.200 derajat celsius.
Dengan begitu, bahan bakar habis terbakar, dan abu sisa pembakaran bisa digunakan sebagai bahan dasar semen. Sedang kalau mengacu konsep waste to energy atau pembangkit listrik tungku bakar dengan suhu 900 derajat celsius. ”Pembakaran masih menyisakan ampas yang perlu dipikirkan,” urainya.
Indocement bilag Oey Marcos saat ini telah memanfaatkan RDF dengan porsi 28 persen dari total bahan bakar primer. Porsi bahan bakar dari pemanfaatan RDF tersebut akan ditingkatkan menjadi 42 persen pada 2030 mendatang. Nah, untuk mencapai target itu, perseroan telah meneken kerja sama dengan sejumlah elemen.
Baik pemerintah, mitra industri, dan komunitas untuk mengatasi tantangan pengelolaan sampah kota. Beberapa kerja sama strategis telah dijalankan misalnya dengan Provinsi DKI Jakarta. Di mana, perseroan menjadi off taker RDF dari TPST Bantargebang 625 ton per hari, RDF Plant Rorotan 875 ton per hari).
Lalu, Provinsi Jawa Barat Kajian untuk RDF dari TPPAS Lulut Nambo 700 ton per hari. Dengan Kota Makassar telah meneken MoU berkapasitas 300 ton per hari, dan Kolaborasi dengan Kota Cimahi, Bandung, Bekasi, dan Kabupaten Karawang. Selain itu, Indocement juga mengandeng entitas bisnis dalam pengelolaan sampah industri berbagai provinsi.
“Kami juga menjalankan program internal Sedekah Sampah yang diluncurkan sejak 2022. Program tersebut juga berhasil mengumpulkan 265.572 kilogram (kg) sampah anorganik selama tiga tahun. Sampah itu, dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif di operasional pabrik,” ucapnya. (*)
Related News
KB Bank Gaet Wirausaha Muda Lewat GenKBiz dan Star Festival Batam 2025
Susut 17 Persen, Laba SHIP Sisa USD13,12 Juta
Melejit 122 Persen, IRRA Kuartal III 2025 Raup Laba Rp45 Miliar
Harga Koreksi, Komisaris HEAL Gulung Jutaan Lembar
ZBRA Beber Perpanjangan PKPU Tetap Entitas Usaha
Rugi Ciut, Penjualan WMUU Melambung 111,87 Persen





