Jumlah tenant meningkat 20,3%, dari 36.507 pada menjadi 43.900 tenant. Total aset perusahaan tercatat sebesar Rp55,06 triliun dengan ekuitas sebesar Rp33,49 triliun.

 

Total liabilitas pada semester I-2022 mengalami penurunan sebesar 10,4% menjadi Rp21,56 triliun seiring pembayaran utang pinjaman jangka panjang senilai Rp5,1 triliun, termasuk pembayaran lebih awal utang jangka panjang sebesar Rp4,3 triliun dengan menggunakan kelebihan kas dari aktivitas operasi dan melakukan pendanaan kembali pinjaman dengan tingkat bunga yang lebih rendah.

 

Mitratel merupakan perusahaan menara telekomunikasi dengan pertumbuhan menara dan pelanggan terbesar selama periode 2017-2021 dibandingkan para kompetitornya.

 

Selain itu, Mitratel memiliki pelanggan jangkar terbesar, yaitu Telkomsel yang merupakan operator seluler terbesar dengan kredit rating terbaik.

 

Hal itu juga menjadi peluang yang sangat baik untuk operator telekomunikasi dan tenant non operator dalam memperluas jangkauan layanannya termasuk bisnis penunjang lainnya.

 

Kemudian, Mitratel tidak memiliki eksposur risiko fluktuasi mata uang asing, mengingat seluruh pinjaman dalam denominasi rupiah.

 

Rasio utang terhadap ekuitas dan rasio utang bersih terhadap EBITDA juga relatif terkendali, masing-masing pada level 44,3% dan -0,4x.

 

“Kami akan terus memastikan menjadi perusahaan menara telekomunikasi unggul dengan pertumbuhan terbesar baik dari sisi kinerja operasional maupun keuangan melalui agresivitas kegiatan organik, inorganik dan pengembangan bisnis lainnya menuju Digital Infrastructure Company," imbuh Theodorus.