EmitenNews.com—PT Acset Indonusa Tbk (ACST) berhasil menggenggam kontrak baru senilai Rp 1 triliun hingga Agustus 2022. Raihan tersebut setara dengan kenaikan lima kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak Rp 296 miliar. Kontrak didominasi oleh pengerjaan infrastruktur.


Sekretaris Perusahaan Acset Maria Cesilia Hapsari mengatakan, total kontrak baru itu terdiri atas segmen pondasi dengan kontribusi 17%, struktur 26%, dan infrastruktur berkontribusi hingga 57%. Ke depan, perseroan juga berniat untuk lebih berpartisipasi banyak dalam bidang infrastruktur.


Soal tender yang sedang dijalani, sayangnya perseroan masih belum bisa membeberkan. “Namun, kami sangat terbuka, baik terhadap kesempatan baru maupun aktif berpartisipasi dalam kesempatan yang sudah ada sekarang. Harapan kami adalah dapat mendukung pembangunan infrastruktur Indonesia yang lebih baik,” kata Maria.


Dia menambahkan, hingga kini, perseroan tetap berfokus mencari peluang pada tiga lini bisnis utamanya, yakni fondasi, struktur dan infrastruktur. Perseroan juga akan selalu memperkaya keahlian yang dimiliki dalam ketiga bidang usaha tersebut dengan diversifikasi aktif. Selain itu, perseroan juga masih cukup optimis dengan rencana perbaikan yang akan dilakukan di semester-III tahun 2022 ini.


“Beberapa strategi yang kami lakukan untuk menempuh upaya ini adalah dengan mengutamakan prinsip safety dan quality sebagai prinsip utama kerja, melakukan perbaikan berkelanjutan untuk mencapai operational excellence, pemanfaatan teknologi engineering untuk meningkatkan efisiensi, memperkuat aliansi dengan mitra strategis, dan proaktif memperkaya keahlian guna menyediakan jasa konstruksi terintegrasi,” kata dia.


Terkait target kinerja keuangan tahun 2022, dia mengatakan, sampai saat ini masih terus dikaji secara berkala terhadap kondisi keuangannya berdasarkan keadaan perekonomian yang ada, termasuk memperhitungkan di dalamnya dampak-dampak yang mungkin Perusahaan hadapi di tengah pandemi.


“Manajemen terus berusaha untuk meningkatkan jumlah perolehan kontrak baru dan mengimplementasikan manajemen pengendalian risiko yang lebih ketat untuk mendukung kinerja dan pertumbuhan perusahaan,” paparnya.