EmitenNews.com -Menimbang sentimen market regional dan domestic, saat ini salah satu isu yang menjadi perhatian para pelaku pasar dan pelaku ekonomi adalah pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar US.

 

Kuatnya data-data ekonomi AS ini membuat US DOLLAR menguat atas mata uang major dunia lainnya, termasuk Rupiah Indonesia. Nilai tukar Rupiah anjlok serendah-rendahnya ke level IDR15,889/USD pada pekan lalu, walau di tengah upaya terakhir Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan BI7DRR  secara tak terduga  sebesar 25 bps ke level 6.0%.

 

Melihat berbagai sentimen yang ada, Leonardo Lijuwardi Analis NH Korindo Sekuritas dalam risetnya yang diterima EmitenNews.com menyebutkan beberapa saham sektor telko, banking dan small cap yang cukup potensial sampai akhir tahun 2023 berdasarkan fundamentalnya.

 

BMRI mencetak kinerja ciamik di periode 1H23, dimana Net Profit 1H23 sebesar IDR 25.232T, meningkat 24.9% secara YoY (1H22 : IDR 20.209T) dan 0.89% secara QoQ (1Q23: IDR 12.560T). Adapun untuk NIM di 1H23 berada pada posisi 5.56% naik 19 Bps YoY. Performa solid dari BMRI ditunjukkan dari Net Interest Income (NII) mengalami kenaikan solid di 1H23 menjadi IDR 47.307T (1H22: IDR 41.832T, YoY +13.1% & 1Q23: IDR 23.009T, QoQ +5.6%) . PPOP juga meningkat baik secara kuartalan (+0.92% QoQ ; 1Q23: IDR 20.933T) dan tahunan (+18.9% YoY ; 1H22 : IDR 35.382T) menjadi IDR 42.059T.

 

NHKSI Research merekomendasikan Buy untuk BMRI dengan target price berada di level IDR 6,750 yang mencerminkan 23F P/BV sebesar 2.2x. Hal ini ditopang oleh kinerja pertumbuhan segmen wholesale-retail banking dan NIM yang solid. Adapun yang menjadi risiko untuk rekomendasi ini adalah kondisi situasi makro yang kurang pasti, persaingan antar bank yang semakin kompetitif, ekspetasi growth loan dan kinerja yang kurang sesuai ekspektasi, dan NIM yang mengalami penurunan.

 

Per Semester I 2023, BBNI berhasil mencetak kinerja yang cukup baik. BBNI membukukan kenaikan net profit di akhir 1H23 menjadi IDR 10.302T (1H22: IDR 8.803T; + 17.0% YoY dan –2.7% QoQ). Peningkatan Net Profit ini didukung dengan kenaikan Net Interest Income (NII) 5.1% menjadi IDR 20.602 T secara YoY, kemudian PPOP sejumlah 0.3% menjadi IDR 17.300 T secara YoY. Salah satu faktor yang mendorong kenaikan laba BBNI adalah masih sama dengan kuartal sebelumnya di 1Q23, dimana kenaikan hasil laba 1H23 ini masih didorong dengan adanya tren penurunan biaya provisi yang mengalami penurunan cukup signifikan.

 

NHKSI Research mempertahankan rekomendasi Buy untuk BBNI, dengan TP di level IDR 12,000, mencerminkan Forward P/BV 1.38x FY23F. Rekomendasi ini didukung oleh NIM yang stabil—membaik, efisiensi biaya, LAR yang menurun secara tahunan serta eksekusi dari “hibank”, digital bank dari BBNI. Hal yang menjadi risiko adalah kondisi ekonomi yang kurang pasti, tekanan NIM dan persaingan dari para kompetitor lain khususnya perbankan di kategori KBMI IV sekaligus ekspetasi growth loan yang tidak sesuai dengan harapan.

 

Di semester I 2023, pendapatan TLKM bertumbuh 2.1% menjadi IDR 73.478T secara YoY (1H22: IDR 71.983T) dan begitu pula dengan peningkatan Operating Profit 0.4% YoY menjadi IDR 23.019T (1H22: IDR 10.611T). Nilai EBITDA secara YoY menurun sejumlah 2.7% menjadi IDR 38.384T (1H22: IDR 39.447T). Net profit dari TLKM secara YoY mengalami penurunan –4.2% YoY menjadi IDR 12.756T (1H22: IDR 13.310T). Salah satu penyebab dan faktor pendorong dari penurunan EBITDA dan Net Profit yang tergerus di Semester I 2023 ini adalah adanya sedikit pembengkakan Opex yang didominasi akibat biaya penambahan akuisisi frekuensi spektrum.

 

NHKSI Research mempertahankan Rating BUY untuk saham TLKM namun dengan target yang lebih rendah dikarenakan growth serta kinerja yang diharapkan belum sesuai dengan ekspetasi. Adapun target harga kami merefleksikan nilai FY23 F EV/EBITDA di level 6.5x. Rekomendasi ini diidukung dengan perbaikan dan efisiensi kinerja sekaligus eksekusi dari bisnis FMC. Yang menjadi risiko dari call ini adalah risiko persaingan dan kompetisi di industri Telco yang semakin intens.