Perusahaan Asal Prancis Minat Duet dengan GOOD Kendalikan KEJU

Manajemen GOOD ketika mencatatkan sahamnya di BEI
EmitenNews.com - Perusahaan makanan ringan berbahan susu, PT Mulia Boga Raya Tbk. (KEJU), berpotensi memiliki dua pengendali sekaligus. Perusahaan asal Prancis, Bel SA, menyatakan minat untuk menjadi pengendali bersama KEJU bersama pemilik saham mayoritas saat ini, PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk. (GOOD).
Saat ini, GOOD menguasai 66,07% saham KEJU. Sekretaris Perusahaan GOOD, I Made Astawa, menyampaikan bahwa pihaknya bersama Bel SA telah menandatangani perjanjian induk (framework agreement) pada 6 Agustus 2025.
"Bel akan memperoleh hak-hak pengelolaan tertentu atas KEJU yang pada akhirnya memungkinkan Bel bersama dengan perseroan untuk menentukan kebijakan keuangan maupun operasional perusahaan," ungkap Sekretaris Perusahaan GOOD, I Made Astawa, pada Kamis (7/8/2025).
Ia menambahkan bahwa kerja sama ini akan membuka jalan untuk mengembangkan produk keju yang lebih inovatif, mengandalkan pengalaman dan keahlian Bel dalam industri keju dan camilan berbahan dasar susu.
Namun demikian, Made mengingatkan bahwa implementasi kerja sama strategis ini masih harus memenuhi sejumlah klausul yang diatur dalam perjanjian.
Pada perdagangan hari ini Kamis (7/8) saham KEJU turun 15 poin atau 2,1% ke level Rp705 per saham dengan nilai transaksi mencapai Rp10,4 miliar. Tekanan jual juga masih tinggi, dengan antrian jual sebanyak 70.688 lot di pasar reguler.
Langkah Bel SA masuk sebagai pengendali bersama menandai strategi jangka panjang untuk memperluas portofolio dan pasar di Indonesia. Jika perjanjian ini terealisasi, KEJU berpotensi mendapatkan akses teknologi dan inovasi global dari Bel SA, produsen keju ternama asal Eropa.
Related News

Menkeu Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Terjaga di Semester II

Presiden Sebut Kedaulatan Pangan Pilar Utama Ketahanan Nasional

IHSG Menguat 0,49 Persen di Sesi I, 3 Sektor Tumbang

Minerba Salah Satu Andalan Kejar Pertumbuhan 8 Persen

Harga Emas Antam Turun Lagi Rp7.000 per Gram

Hindari Ritel jadi Korban, Jangan Paksakan IPO Perusahaan Jumbo