PR Besar Pertamina, Pulihkan Kepercayaan Masyarakat

Ilustrasi SPBU Pertamina. Dok. Kementerian ESDM.
EmitenNews.com - PT Pertamina (Persero) memiliki pekerjaan rumah besar. PR besar yang harus diselesaikan Direktur Utama Simon Aloysius Mantiri itu, bagaimana memulihkan kepercayaan masyarakat terhadap BUMN perminyakan yang dipimpinnya. Konsumsi BBM nonsubsidi Pertamina cenderung menurun pascapersoalan hukum di awal tahun yang menjerat Pertamina.
Dirut Pertamina Simon Aloysius Mantiri mengakui konsumen bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi Pertamax Series milik perusahaan beralih ke BBM setara yang dijual oleh badan usaha swasta penyedia BBM seperti Shell dan BP-AKR.
Simon tidak menampik bahwa konsumsi BBM non subsidi Pertamina cenderung menurun pasca persoalan hukum di awal tahun ini.
"Dengan rendah hati menyampaikan adanya kasus ini kepercayaan masyarakat kepada Pertamina menurun. Itu tentu PR besar bagi Pertamina kita harus kerja keras untuk kembali mendapatkan kepercayaan masyarakat, dengan tata kelola yang baik dan semakin transparan," kata Simon Aloysius Mantiri kepada pers, di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, dikutip Senin (22/9/2025).
Simon menyadari bahwa tidak bisa melarang konsumen untuk melakukan pembelian BBM dari pilihan produk dan merek yang tersedia. "Sebagian masyarakat ada yang beralih ke SPBU swasta itu adalah pilihan masyarakat. Kami tentunya tidak melarang."
Untuk mendapatkan kepercayaan masyarakat kembali, Pertamina menurut Simon saat ini tengah bekerja keras. "Saya atas nama Pertamina akan kerja keras juga untuk menghasilkan produk berkualitas dan tentu bisa mendapat dukungan masyarakat."
Data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menunjukkan, data tren pangsa pasar BBM nonsubsidi di SPBU swasta terus meningkat, yakni naik 11% pada 2024 dan mencapai sekitar 15% hingga Juli 2025. Kenaikan tersebut menunjukkan impor tetap berjalan seiring bertambahnya permintaan dan outlet SPBU swasta.
Di samping itu, Pertamina Patra Niaga masih memiliki sisa kuota impor sebesar 34% atau sekitar 7,52 juta kiloliter, yang cukup untuk memenuhi tambahan alokasi bagi SPBU swasta hingga Desember 2025 sebesar 571.748 kiloliter.
Sebelum kepercayaan masyarakat benar-benar hilang, Pertamina betul-betul harus bekerja keras, dan memberikan yang terbaik.
Langkah berani Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim
Sementara itu, pemerintah Malaysia memangkas harga BBM jenis RON 95 dari RM 2,05 per liter menjadi RM 1,99 per liter atau setara Rp7.849 per liter. Namun, kebijakan yang mulai berjalan pada 30 September itu, hanya berlaku bagi warga Malaysia
Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim membeberkan bahwa mulai 30 September seluruh warga Malaysia nantinya akan menikmati harga baru RON 95 sebesar RM1,99 per liter.
"Bermula 30 September ini, seluruh rakyat Malaysia akan menikmati harga baharu RON95 pada RM1.99 seliter dengan hanya menggunakan MyKad di kaunter dan pam, atau menerusi aplikasi stesen minyak," ujar PM Anwar Ibrahim dikutip dari akun Instagramnya, Senin (22/9/2025).
Meski begitu, kebijakan ini akan diberikan lebih awal bagi personel kepolisian dan unit militer mulai 27 September, serta penerima Sumbangan Tunai Rahmah (STR) mulai 28 September.
Bagi Anwar Ibrahim langkah menurunkan harga BBM ini adalah tindakan berani di tengah dunia yang sedang menghadapi iklim ekonomi yang tidak menentu.
Langkah ini merupakan apresiasi tertinggi bagi seluruh warga Malaysia yang terus bekerja keras, berjuang, dan berbagi tekad dengan Pemerintah MADANI dalam mendorong pertumbuhan ekonomi negara.
"Kejayaan kita hari ini adalah hasil kekuatan rakyat yang tidak pernah mengalah," ujar PM Anwar Ibrahim. ***
Related News

XPENG X9 Dapat Best Luxury Electric Car Award, Bisa Jadi Katalis ERAA

CBRE Pastikan Right Issue Tak Batal

Ekonom: Purbaya Bawa Paradigma Baru Kebijakan Fiskal dan Moneter

Harga Naik Terus, BSI Naikkan Eksposur Produk Berbasis Emas

Geluti Pertanian, Wamentan Yakin Muhammadiyah Sesukses di Pendidikan

Pedagang Nanas Ini Sukses Besar Berkat KUR BRI