EmitenNews.com—PT Garda Tujuh Buana Tbk (GTBO) yang sempat ada diambang pintu delisting (penghapusan pencatatan) pada awal tahun 2022, kini kembali mencuri perhatian regulator. Potensi delisting itu, menyeruak setelah perseroan mengalami suspensi 18 bulan. 

 

Namun kali ini sorotan BEI karena saham PT Garda Tujuh Buana Tbk (GTBO) telah melesat 198 persen dalam tempo yang relatif singkat. Hal ini bisa dilihat sejak dibukanya kembali (unsuspend) perdagangan saham emiten batu bara ini sejak 19 Desember 2022. 

 

Yaa, sejak lepas dari jerat suspensii dengan harga 75 per saham di 19 Desember 2022. Kini GTBO sudah bertengger di level 224 per saham pada penutupan kemarin, Selasa (3/1/2023). Bahkan pada perdagangan kemarin GTBO masih menguat 9,80 persen atau 20 poin.

 

Bahkan, Bursa Efek Indonesia (BEI) memasukkan saham GTBO dalam unusual market activity (UMA) sejak perdagangan kemarin, Selasa 3 Januari 2022, dipicu lonjakan harga di luar kebiasaan.

 

Bagaimana tak mencuri perhatian. Bursa Efek Indonesia (BEI) sempat menjatuhkan sanksi peringatan tertulis I. Hukuman itu, mendera 59 emiten berkategori bandel. Lalai menyampaikan laporan keuangan interim berakhir 30 Juni 2022, dan salah satunya adalah  PT Garda Tujuh Buana (GBTO).

 

Saat ini, saham GTBO masih masuk dalam saham efek dalam pemantauan khusus sejak 21 Juni 2021 dengan kode X, yaitu perusahaan tercatat memenuhi kriteria efek bersifat ekuitas dalam pemantauan khusus. Hal ini menjadikan batas auto reject atas (ARA) saham ini maksimum 10%.

 

Berdasarkan data, saham GTBO juga sempat mengalami suspend lebih dari dua tahun, terhitung sejak 15 Juli 2020 hingga 16 Desember 2022. Bahkan, saham ini sempat hampir mengalami delisting dari bursa efek. Suspensi dipicu atas keterlambatan penyampaian laporan kinerja keuangan dalam beberapa tahun terakhir.

 

Hingga September 2022, GTBO mencatatkan penjualan senillai USD33,53 juta dengan laba bruto mencapai USD6,7 juta. Perseroan kemudian berbalik menjadi laba bersih USD3,05 juta, dibandingkan periode sama tahun lalu dengan rugi bersih USD 966 ribu.

 

Sebelumnya, saham GOTO pernah menggemparkan BEI tahun 2012 setelah harganya melesat ke level tertinggi Rp 7.200 pada 14 September 2022, dibandingkan level penutupan akhir Desember 2010 senilai Rp 62 per saham atau melesat hingga 11.512%. Terjadi lonjakan hampir 115 kali hanya dalam 20 bulan.